"Arfin." Dokter muda itu menoleh dengan malas. Apalagi melihat Ilyas sudah berjalan mendekat. "Saya baru saja mau pulang. Tolong jangan suruh saya kerja rodi, Dokter." Ilyas berdecak kesal. "Siapa juga yang nyuruh kamu kerja rodi." Dahi Arfin sampai mengerut. Ilyas kan dokter yang paling suka menyiksa, mengadu dan memarahi tenaga medis lainnya. "Sore ini kamu ada waktu?" Mendadak Arfin langsung menjauh dengan tangan menyilang. "Mau apa lagi, Dokter? Saya tidak mau jadi perantara di antara Anda dengan ibu Amira." Ilyas memandang sengit ke arah dokter muda ini. "Kamu bisa masak kan? Aku minta kamu buat masak di rumahku." "Loh, bukannya ada ibu Amira." Ilyas menarik napas. "Dia manusia paling serba bisa, kecuali urusan dapur." Namun, Ilyas tak mungkin ceritakan lebih banyak kekura