"Arfin," panggil Ilyas. "Ya Bu--" Arfin yang ingin menyahut, memanggil nama Amira langsung terhenti. Bahkan kepala menoleh ke samping karena mengenali suara Ilyas. Bibir Ilyas sudah menyeringai. "Pedas tanpa menambah sambal? Tinggal lihat wajahku saja?" Arfin mendadak tertawa. "Dokter Ilyas kalau bercanda suka lucu. Kapan saya bilang begitu?" Ilyas makin mendekat, membuat Arfin memundurkan langkah dan langsung menyatukan kedua tangan. "Saya salah, tolong jangan siksa saya, Dokter Ilyas." "Aku tidak akan menyiksa kamu, Arfin," ujar Ilyas sembari senyum terpaksa. Meraih pundak dokter muda ini dan meremas cukup erat. Mata Arfin menatap memelas ke arah Amira yang sudah memukul suaminya. "Mas lagi apa sih? Kasihan Dokter Arfin tertekan begini." Perlahan Ilyas melepaskan tangan dari A