Ilyas diam dengan mata memandang ke arah Amira serius. Amira sendiri mulai melepas perhatiannya pada ponsel untuk membalas tatapan suaminya. "Apa terjadi sesuatu?" selidik Amira. Suara helaan napas Ilyas terdengar berat. Membuat Amira sepenuhnya menurunkan tangan yang menggenggam ponsel. "Ini soal wanita itu." "Siapa?" Mata Ilyas memandangnya. "Rindi." Lantas, kepala Ilyas sedikit menunduk. "Dia hamil." Mendengar kata itu, jika orang lain mungkin Amira akan tertawa ceria sembari mengucap selamat. Tapi, ini wanita yang pernah singgah dalam hidup suaminya. Rasa sedih dan amarah bercampur menjadi padu, hingga mata yang berkaca ini melengos. "Anak kamu?" tanyanya pelan. Ilyas langsung mengangkat pandangan ke arah Amira yang memilih melihat jendela. Senja yang singgah hari tersebut n