Pagi menunjukkan pukul 11, Javendra memilih tak ke kantor karena mulai lemah tak berdaya, cobaan yang harus ia lalui adalah menahan lapar seharian, Javendra sebenarnya tak terlalu lapar, tapi ia kehausan, ia ingin meneguk kopi kesukaannya hingga tandas. Hanya itu yang ia inginkan, setiap kali ia bertanya kepada istrinya apakah masih lama istrinya hanya mengatakan bahwa ia harus sabar, tersisa setengah hari untuk berbuka. Javendra berbaring lemah di atas sofabed di kamarnya. Irene ke luar kamar mandi dan melihat suaminya itu sedang berbaring dengan memegang lehernya. Irene tersenyum, Javendra pasti merasakan tenggorokannya kering, karena itu ia memegang lehernya. “Kamu sudah tak tahan?” tanya Irene duduk di tepi ranjang. Javendra menggelengkan kepala. “Aku akan menahannya.” “Baru jam 11