“Jadi, kita puasa sampai kapan?” tanya Javendra menatap istrinya yang saat ini duduk disebelahnya. “Kamu sudah tidak tahan?” tanya Irene. “Keinginanku yang tidak terpenuhi,” jawab Javendra. “Hem? Keinginan?” “Yes. Kalau masalah lapar dan menahan dahaga aku kuat, meskipun lemas. Tapi, satu hal yang tidak bisa aku tahan.” “Apa itu?” “Urusan ranjang,” kekeh Javendra membuat Irene memukuli lengan suaminya lembut. “Aku tak bisa menahan itu. Kamu banyak menggodaku seharian ini.” “Ha? Aku menggodamu? Bagaimana caranya?” Javendra mengelus leher belakangnya yang tidak gatal. Javendra tersenyum dan mendesah napas halus. Ia tidak menyangka dengan apa yang ia katakan ini, tapi ia harus mengatakannya agar tak menjadi boomerang dalam hatinya. “Kamu berpakaian seksi didepanku,” jawab Javendra.