Puspa sedikit merasa gugup, dia merasa ada yang terus memperhatikan dirinya sedari tadi dia memasuk salah satu mal sampai masuk ke restoran yang ada di mal itu bersama anak-anaknya. Dia mencoba memperhatikan setiap orang yang ada di restoran itu, mungkin ada seseorang yang dia kenal, tapi rasanya tidak ada, mungkin itu perasaanku saja. “Papa Bram kok belum datang umi?” Fani melihat ke sekelilingnya membuat Puspa mengalihkan perhatiannya pada putrinya. “Sebentar lagi, Papa Bram masih di jalan,” Puspa baru saja mengecek ponsel miliknya dan membaca pesan dari Bram yang sudah berada di dekat mal. “lapal umi,” Azzam mulai mengeluh. “Sabar ya,” Puspa mengarahkan pandangannya pada pintu masuk restoran. Senyum Puspa terkembang saat melihat sosok Bram memasuki restoran itu dan kemudian me