"Apa maksud surat ini? mereka ingin menuntut hak asuh atas Fania Barata, anak dari Rian?" pertanyaan Bram itu tidak di jawab oleh Puspa kecuali Isak tangis yang semakin menjadi dan gelengan kepala. Walaupun Bram mendesak serta berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaannya pada Puspa, wanita itu tetap bungkam dan sepertinya dia begitu masih terkejut hanya karena sepucuk surat yang dia terima hati ini. Akhirnya Bram membuat keputusan untuk memanggil pengacara yang biasa di gunakan untuk urusan perusahaan miliknya. Bram memperhatikan pria setengah baya yang ada di hadapannya, sementara Puspa dengan wajah cemas terus menunduk tanpa bersuara. “Bagaimana, Pak Halim?” Bram terlihat penasaran dengan ekspresi wajah serius pria yang ada di hadapannya. “Ini tuntutan yang serius,” sahut p