Fabio mengusap tengkuknya sembari menuruni anak tangga kembali ke lantai satu rumah. Sebenarnya bukan hal aneh melihat seorang wanita telanjaang di depan matanya. Terlebih itu adalah istrinya. Sayangnya yang tadi dia lihat adalah Scarla. Gadis belia yang tampak luarnya biasa saja seperti kebanyakan gadis pada umumnya. Bahkan Fabio menjulukinya bocah. Astaga! Siapa sangka jika apa yang diucapkan Fabian ada benarnya. Usia Scarla memang muda. Tapi Scarla tetaplah wanita yang kini beranjak dewasa. Bukan lagi gadis remaja. Hampir dua puluh tahun. Lekuk tubuhnya mulai terbentuk mendekati kata sempurna. Meski Fabio hanya melihat bagian belakangnya saja, tetap saja darah lelakinya berdesir ketika dihadapkan dengan kemolekan tubuh lawan jenisnya. Menjatuhkan tubuh di sofa ruang keluarga. Memanggil