“Nak, pemuda itu siapa?” tanya Ratih ketika melihat putrinya sedang membuatkan minum. “Namanya Aslan, Bun, dia satu kantor sama Senja, dia baik banget, dan dia yang membantu Senja bisa cepat pulang hari ini, jika tidak … Senja pasti masih di kantor saat ini,” jawab Senja, membuat Ratih tersenyum. “Bunda bahagia jika kamu sudah mulai bangkit, tapi jangan terlalu cepat untuk memulai hubungan baru, Nak, ambi lah pengalaman dari kegagalan dimasa lalu,” kata Ratih, membuat Senja menoleh dan menatap ibunya. Malaikat tak bersayap yang selalu melindunginya selama ini, yang selalu memberikan dukungan penuh. “Bunda nggak usah khawatir, Senja nggak akan melakukan itu, meski Aslan baik sama Senja, Senja hanya menganggap Aslan teman, Bun, Senja belum merasakan adanya hati yang terpaut pada sosok Asl