Flashback on Kolam Renang, malam hari. Aku menatap punggung yang biasanya tegak dan kokoh kini tampak begitu rapuh, langkah kakiku ku ayunkan untuk mendekati si pemilik punggung rapuh itu, lantas tanpa meminta izin dari dia aku duduk di sebelahnya. Dan tanpa kata-kata juga aku menarik pelan kepalanya untuk kusenderkan di bahuku. Diam, tak ada percakapan apapun di antara kami hingga beberapa menit terlewati. “Berat, gue tau. Tapi nggak seharusnya lo rapuh dan lemah kayak gini. Bukan cuma lo yang kehilangan, tapi Mama Liana, Ken, dan juga gue” Hen masih diam, aku menoleh kearah laki-laki itu “Papa Nick pasti bangga banget punya anak kayak lo, Hen. Selama ini lo udah banyak bikin Papa Nick sama Mama Liana seneng sekaligus bangga. Dari dulu, lo selalu dapat juara satu sampai akhirnya lo da