“Lepasin, Zein, sakit banget,” keluh Devina menarik tangannya dalam genggaman suaminya. “Ada apa sih? Kenapa kamu langsung kemari dan menarikku? Apa kamu nggak ada kerjaan?” tanya Devina membuat mata Zein membulat. Devina menautkan alis ketika mendengar suara napas Zein yang tersengal-sengal. “Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Zein?” tanya Devina lagi karena pertanyaannya tak kunjung di jawab oleh suaminya. “Dev, aku tanya ke kamu, masih ada nggak perasaan untukku? Meski sedikit?” tanya Zein membuat Devina menautkan alis mendengar pertanyaan suaminya. “Apa sih yang kamu bicarakan?” “Aku mohon jawab pertanyaanku!” bentak Zein membuat Devina membulatkan mata. Aneh sekali, semenjak bertemu dengan Zein, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan manis dari suaminya itu. “JAWAB AKU!” bentak