“Mas, aku nggak melarangmu kemari setiap hari untuk bersamaku dan Bersama Qiara, aku hanya ingin kamu adil, kamu bisa menjadi suami yang adil untuk Rahelia,” kata Devina membuat Zein menoleh. “Aku bingung sama kamu, Rahelia itu nggak suka loh sama kamu, tapi kamu masih aja berusaha membuatnya mendapatkan keadilanku,” geleng Zein. “Mas, aku juga wanita, Qiara juga wanita, aku tahu betul apa yang dirasakan Rahelia.” “Aku akan pulang besok ke rumah Papa,” jawab Zein. Devina menganggukkan kepala. “Ya udah. Aku siapin makanan dulu, Mas,” kata Devina bangkit dari duduknya. Zein dengan helaan napas Panjang bangkit dari duduknya dan menaiki tangga menuju kamarnya, hubungannya dengan Devina memang sudah membaik, namun selalu masih ada luka yang tertanam dimasa lalu mereka, Zein bisa memaafkan