25. Perceraian

1621 Kata

Devina masuk ke kamar putrinya dan melihat Qiara tengah tertidur, Devina menitikkan air mata ketika mengingat selama ini putrinya selalu ikut dengannya dan tidak pernah merasakan tidur dan makan enak, bahkan untuk tidur pun bukan kasur empuk seperti ini, dan terlalu sempit untuk ukuran mereka berdua, bahkan kamar yang mereka tempatin sempit sekali, seperti berada di sebuah kuburan sempit. Sungguh, kali ini semuanya berbanding balik, akhirnya Qiara bahagia dan mendapatkan semua ini dari papanya. Devina membelai rambut Qiara dan berusaha menahan air matanya agar tak luruh lagi, hanya satu yang diinginkan Qiara selama ini dari ibunya, ia tidak ingin melihat ibunya itu menangis terus dan merasa sedih. Semenjak Qiara sakit, Devina selalu berusaha tegar apalagi mengingat suaminya sudah menikah.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN