“Sayang, nggak boleh!” kata Zein melihat putrinya berpelukan dengan Devina. Devina beranjak dari duduknya dan menundukkan kepala. “Mama kamu sudah janji akan menyerahkan Qiara pada Papa.” “Qiara memang rindu sama Papa dan ingin hidup sama Papa, tapi bukan berarti Qiara mau kehilangan Mama,” kata Qiara terus menggenggam kuat genggaman tangan sang Mama. Karena hidup mandiri yang sang mama ajarkan padanya, meski usianya baru 3 tahun lebih beberapa bulan, namun Qiara peka terhadap perasaan ibunya, bahkan peka terhadap sekitar, suasana dingin sedingin es pun Qiara. Lancar berbicara pun semua dari sang mama. Semua dari ajaran sang mama. “Sayang, kamu harus tinggal bersama Papa,” kata Devina. “Nggak mau, Ma, Qiara maunya Mama di sini juga.” “Sayang, kamu nggak boleh gitu, kamu hanya akan membuat