15. Teman Baru

1674 Kata

Devina menautkan alis ketika Kanaf menghentikan mobilnya di sebuah warung makan yang ada di bahu jalan raya, jalan di sini memang sepi, karena itu banyak penjual makanan yang menjual di sekitaran sini jika dimalam hari. Kanaf menoleh menatap Devina, teman barunya itu. “Ada apa, Dev?” “Bukannya kamu mengantarkanku pulang?” “Kita makan dulu,” jawab Kanaf. “Tapi—“ “Kamu pasti lapar, dan kamu pasti belum makan, ‘kan? Sejam saja kita makan dulu, lalu aku benar-benar akan mengantarmu pulang.” “Kamu tahu darimana aku belum makan?” “Sejak tadi aku mendengar bunyi halus dari perutmu,” kekeh Kanaf membuat Devina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Devina tak menyangka ketika suara perutnya didengar oleh Kanaf. Devina lalu turun dari mobil dan menyusul langkah Kanaf yang sudah masuk di warung maka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN