Sementara itu, mobil yang mengantar Pak Adi sudah tiba di depan rumah minimalis itu. Pak Adi turun dengan wajah lesu. Hatinya gundah gulana. Bagaimana mungkin dia bisa tersenyum di tengah ide gila Ratri yang mengharuskannya mendapatkan bagian dari mahar milik Nagita. Harus tinggal sendirian di rumah mantan istrinya untuk mengambil simpatik, bahkan kalau bisa harus mendapatkan sertifikat tanah dan rumah yang sebetulnya sudah menjadi milik Adrian---menantunya. Dia pun duduk, lalu membuka gawainya yang dia sudah sambungkan dengan CCTV fortabel yang dia pasang diam-diam di kediamannya dengan Ratri itu. Pak Adi penasaran, apa yang sedang dilakukan istrinya sekarang. Layar terbuka, Pak Adi lebih memilih duduk berselonjor. Rumah yang pernah ditempatinya ketika dulu susah, kini kembali dia data