STOP!

1076 Kata
^___^ Sebulan berlalu… KRIIIINGGG...... KRIIIINGGGGGG... KRIIIIINGGGGGG... Suara Alarm memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Tapi bagi Arsih bak lagu merdu yang terlantun indah terdengar di telinga. Dengan malas Arsih membuka matanya dan menggeliatkan badannya yang terasa linu pagi ini. " Perasaan cepet banget sih waktu malem. Coba aja siang…berasa lamaaa banget. Duh, please dech waktu! Jangan korupsi donk! “ Arsih membunyi-bunyikan seluruh persendian tubuhnya yang terasa pegal sembari terus menggerutu pagi itu. “ Apalagi tuh para Manager sebelah yang sotoy ada di kantor. Dunia seakan berhenti berputar, lamaaa…gimana caranya ya, tu orang gak sering aku lihat, andai punya sihir, aku sihir tu orang, ngilaaang! Tuing. “ Arsih memperagakan tangannya sebagai tukang sihir. Hingga akhirnya dia bangkit dan beranjak menuruni ranjang. Entah mengapa kakinya seolah tak ingin di gerakkan. " Aku rindu sabtu minggu, Tuhaaan! " Gumam Arsih lagi seraya melangkahkan kaki dengan berat menuju kamar mandi mini. Setelah selesai mengguyur badannya Arsih segera berganti baju, bermake up tipis dan tak lupa ia menoles sedikit lipstick ke bibirnya lalu mengambil tasnya dan berjalan menuju mobilnya terparkir. Dia melirik Jam di tangannya " Andaaaai aku jadi anak orang kaya. Jam segini bakalan lanjut tidur…” Ucap Arsih lagi yang kini telah melajukan mobil dinasnya membelah jalanan menuju kantornya. Sesampainya di parkiran, Arsih segera keluar dan berlari menuju lobi melewati gate masuk karyawan yang hanya bisa di akses menggunakan ID CARD yang di miliki karyawan. Oleh karena itu, Gedung kembar milik Sutani Group sangatlah terjamin dari segi keamanannya. Setelah melewati gate masuk, Arsih menuju Lift yang sudah banyak yang Antree untuk menuju ke lantai masing - masing. Sampai Akhirnya dia masuk dan menuju ruangan Kantornya berada. Seperti biasa, begitu Arsih sampai dia akan langsung bekerja dengan fokus, di tambah dia memiliki tugas setumpuk dari managernya karena sang manager dadakan harus menjalani operasi di rumah sakit. Meski berat, karena harus merangkap pekerjaan, tapi Arsih mencoba mengerjakan dengan santai, hingga tiba-tiba sebuah email masuk, yang berisi informasi bahwa esok harus menghadiri meeting global yang biasa di adakah oleh semua tim Marketing Sutani Group untuk saling bertukar informasi dan strategi serta saling mereview hasil kinerja masing-masing. Arsih menghela nafas panjang " Mana penjualan lagi turun. Mending ke lapangan kalau gini mah, daripada presentasi di depan boss besar, lagian selama ini kan gak pernah ikut, cuma tau hasil. Nah gimana donk? Nasib banget dah. Pas meeting si boss malah sakit, terpaksa mikir keras…” Keluh Arsih bergumam pada diri sendiri, karena sebagai karyawan baru dirinya tak bisa berdiskusi dengan siapapun. Dan pekerjaan Arsih harus tertunda, bagaimanapun dia harus bergegas menuju Depstore Karena mendapati salah satu tempat mereka mendisplay product mengalami masalah, dimana terdapat pencuri yang bekerja sama dengan Sales Promotion Girl mereka. " Gini amat dah nyari duit, pengen nyantai dikit, fokus ama kerjaan kantor rada sehari kaga usah keliling depstore gitu, mana macet banget, ya Lord! Sabaarrr… demi target nikah, Arsih. Semangat!” Teriaknya seperti orang gila di dalam mobil dinas yang dia kemudikan dengan kencang. “ Aku masih di luar kota, Han. Minggu ini belum bisa kembali, jadwalku dari Ngurah Rai langsung ke Incheon, sorry ya Han. Belum bisa nemuin kamu…” Arsih membaca pesan dari sang kekasih, yang masih sibuk belakangan. Bahkan menemuinya hanya dalam hitungan menit sebelum terbang, dengan menggunakan seragam lengkap khas Pilot. Tapi kembali lagi, Arsih sabar, demi komitmen mereka untuk mengejar target mengumpulkan uang persiapan masa depan. Arsih menekan klaksonnya berkali-kali karena macet kendaraan yang antree masuk ke dalam Mall. Hingga akhirnya dia berhasil lolos dari kemacetan dan segera memasuki parkiran. Dengan jeli mata indahnya menemukan parkiran kosong, lalu dia segera memarkirkan mobil sembari tersenyum senang. Makasih, ya Allah. Akhirnya orang baik ini dapet parkiran dengan gampang. Kunci langsung. Jangan sampai di serobot! Senyum masih menghias di wajahnya, karena berhasil mendapatkan parkir dengan mudah. Dia merapikan bajunya dan bersiap keluar. Senyumnya sirna seketika, setelah dia di kejutkan oleh sebuah mobil sedan mewah yang menabrak mobilnya yang telah terparkir dengan manis. Sontak wajah cerianya menghilang dan kembali terkumpul rasa kesal yang telah terpendam sedari tadi, dia keluar mobil dengan berkacak pinggang dan tampang yang di pasang seseram mungkin tentunya. Bak penagih hutang, Arsih menunggu pengemudi itu turun. Tak lama kemudian sang pengemudi itu turun di susul oleh seorang wanita yang keluar dari kursi samping kemudi. Setelah melihat siapa pria yang menabrak mobilnya, wajah Arsih merah padam karena malu. Orang yang menabrak mobilnya adalah orang yang sama dimana dia berdandan di kaca mobil milik pria di hadapannya. Dia mengerutkan dahi, karena mobil yang di naiki pria itu berbeda. Mati, aku! Duh kenapa ketemu lagi ma mahluk ini setelah sekian lama, sich? Sejak pacar sibuk, kenapa jadi sial mulu yak, hmm…Ingat Arsih! Mobil dinas ini tanggung jawabmu. Jadi jangan mau kalah. Ayo tunjukkan kebehatan dirimu. Tapi Bukan Arsih namanya kalau terus minder dan kalah dengan situasi. Arsih terkenal dengan ratu komplain di kampusnya. Karena dia selalu menang ketika berdebat dengan orang yang menjadi sasarannya. Ayo, Arsih! Coba peruntunganmu. " Pak! Kalo mo parkir itu liat-liat donk. Masa mobil segede gajah gini kaga keliatan. Saya gak mau tau ya…mobil saya yang kena tabrak itu wajib di ganti rugi. Bapak tau gak gimana saya dapatin mobil ini?!” Teriak Arsih yang tak menghiraukan wanita di sebelah pria itu sedikit risau. " Maaf mba ga sengaja. Yasudah saya akan bertanggung jawab penuh dengan mobil ini. Tapi bisakah nanti saya atasi lagi?Saya harus mengantar dia ke dalam mall terlebih dahulu..” Pria itu berjalan mendekat kearah Arsih dengan itikad baik “ Nanti setelah itu saya akan keluar dan menemui mbaknya.” Pria itu menoleh kearah Arsih, setelah memberi kode kepada wanita itu untuk menunggu sebentar. “ Lohh! Mba lipstick yang kemarin bukan? Yang ngaca di mobil saya…” Pria itu tersenyum lebar mengingat kejadian dimana seorang wanita berkaca di mobilnya. Jujur adegan itu sangat membuat moodnya bagus akhir-akhir ini. Tapi wanita yang bersamanya ini merasa tidak menyukai melihat pria yang bersamanya tersenyum cerah kepada wanita lain. Arsih terlihat salah tingkah sejenak karena dia bingung harus berbuat apa. " Ehhh Bung! Kaga ada hubungan lipstick dengan acident ini, ya! Jadi stop memperkeruh suasana, jangan bahas hal yang tidak perlu disini, unfaedah! Lagian kalau anda mau mengantarkan ibu ini kedalem, ya silahkan saja. Mo nginep di dalem juga silahkan. Tapi apa jaminan anda tidak akan kabur? Tampang tak menjamin seseorang itu baik apalagi zaman sekarang…” Jawab Arsih dengan keberanian penuh. "STOP!!” Sontak Arsih dan pria itu menoleh kearah suara.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN