KEMBALINYA MASA LALU

1480 Kata
Pyarrrr !!!! Niken menjatuhkan gelas dan piring berisi sarapan pagi yang dia persiapkan untuk Fahri karena melihat pemandangan menyakitkan di depan matanya. Siapa yang tidak sakit hati melihat suami yang dicintainya terduduk di sofa sambil berciuman dengan wanita lain dan duduk diatas suaminya. "Mas Fahri !" Teriak Niken sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Fahri seketika langsung mendorong Shinta hingga terjatuh. "Niken .... Ini ..... " "Sayang, kenapa kemarin kamu tiba-tiba ninggalin aku, aku tu masih kangen sama kamu." Kata Shinta sambil meraih kembali tangan Fahri. "Tutup mulutmu Shinta !" Bentak Fahri. "Mas, dia siapa ?" Tanya Niken dengan mata berkaca-kaca. "Ini istri kamu yang kamu bilang hamil anak Niko itu ? Katanya udah kamu buang ? Kok balik lagi ?" Tanya Shinta. "Mas apa maksudnya ?" Tanya Niken lagi. Air mata sudah membanjiri pipinya. "Gue Shinta. Mantan pacar Fahri. Dan gue udah tau semua cerita tentang perselingkuhan lo sama Niko sampai lo bunting anak Niko, adek kandung Fahri." "Jahat kamu mas! Bagaimana bisa kamu meragukan anak kandungmu sendiri ?" "Niken saya bisa jelasin!" "Jadi kemarin itu kamu bener ngebuang aku mas ?" Tanya Niken kembali. "Dengarkan saya dulu Niken, saya ... " "Iya ! Fahri ngebuang elo ! Dan elo tu gak punya malu ya, udah dibuang kok masih berani balik ke Fahri lagi !" Shinta ikut berbicara. Niken melihat Fahri yang masih berdiri mematung disamping Shinta seolah membenarkan perkataan Shinta. Dengan berlinang air mata Niken pergi meninggalkan Fahri. "Niken ! Niken !" Fahri mengejar Niken. "Tunggu ! Udah biarin, gak usah dikejar. Paling juga dia drama." Shinta menghalangi Fahri untuk mengejar Niken. "Ash ! Lepas tangan saya ! Kamu ngapain di rumah saya ?" Tanya Fahri emosi. "Aku kangen sama kamu." Kata Shinta sambil bergelayut ke tangan Fahri. Niken menangis, betapa hatinya sungguh terluka mendengar kenyataan pahit bahwa kemarin ternyata dirinya sungguh dibuang oleh Fahri. Selama ini Niken terus berusaha menepis jauh pemikiran itu, dia berfikir positif bahwa Fahri hanya emosi sesaat karena Niko membelikan dia martabak. Kini dia tahu jika memang ternyata Fahri sungguh-sungguh berniat membuangnya. Betapa kejamnya suami yang begitu dia cintai. "Fahri, ini sudah jam 10 kita ngapain sih harus ngikutin Niken begini ?" Tanya Shinta di dalam mobil Fahri. Jadi tadi seperginya Niken Fahri menuju mobil untuk mengejar Niken, tapi Shinta mengikuti Fahri, sudah disuruh untuk turun tapi Shinta tidak mau. Justru Shinta menghasut Fahri untuk membuntuti kemana Niken pergi. Niken tidak tahu kemana dia harus pergi. Tidak mungkin dia akan pulang kerumah ibunya dalam kondisi seperti ini. Dia merasa lelah, perutnya keroncongan karena dia belum makan sekali. "Sabar ya nak, mama tidak punya uang sepeserpun. Semoga kamu mengerti mama ya nak." Kata Niken sambil mengelus perutnya. "Niken !" Panggil Niko. "Niko ?" "Kamu ngapain ?" Tanya Niko setelah turun dari motor dan menghampiri Niken. "Aku. ........ " Niken enggan menceritakan permasalahannya pada Niko. "Ayo naik. Kamu mau kemana biar aku antar." Tawar Niko. "Lihatlah, seperti itukah istri yang kamu pertahankan ?" Tanya Shinta di dalam mobil. Fahri terus menatap Niken dan Niko dari dalam mobil. "Dia punya masalah aja larinya ke Niko, gak menutup kemungkinan bener dugaan kamu kalau anak dalam kandungan Niken itu adalah anak Niko. Bukannya kamu pernah 2x memergoki mereka berada dirumahmu berduaan ?" Fahri tersulut emosi mendengar perkataan Shinta. Bayangan akan masa lalu saat dia menemukan Niko dirumahnya kembali muncul. Disitulah dia merasa bahwa Niken sungguh menghianatinya. Melihat Niken dan Niko akan menyebrang jalan membuat Fahri menginjak pedal mobilnya. "Yaudah kita makan dulu yuk di sebrang sana. Aku temenin." Kata Niko. "Kamu gak kuliah ?" "Aman masih nanti jam 12. Sekarang masih jam 10. Udah yuk kamu makan dulu aja. Kasian anak dalam kandungan kamu kelaparan." Kata Niko meyakinkan Niken. Fahri menatap penuh kebencian ke arah Niken dan Niko. Mereka berdua sedang bersiap untuk menyebrang jalan. Niken melangkah lebih dulu karena Niko masih harus menuntun motornya untuk menyebrang jalan juga. "Tabrak aja. Setidaknya biar mereka berdua tau rasa." Bisik Shinta kepada Fahri. Fahri memasukkan gigi pada mobilnya. Dia langsung menginjak pedal gasnya yang membuat mobilnya melaju kencang. Dia sungguh tidak berniat untuk menabrak Niken karena dia masih punya rasa kasihan, tapi Shinta dengan sengaja membelokkan setir mobil Fahri sehingga mobil Fahri menyerempet tepat di perut Niken. "Auwwww!" Niken terjatuh. "YaAllah Niken!" Niko kembali meminggirkan motornya dan meraih Niken. "Shinta apa yang kamu lakukan ?" Marah Fahri. "Biarin aja. Aku bantuin kamu kalau kamu gak berani. Toh dia kan bukan anak kandungmu." Kata Shinta. Fahri menepikan mobilnya dan berniat untuk menolong Niken. "Gak usah turun ! Lihat itu, Niko sudah menggendong istrimu." Tunjuk Shinta yang melihat Niko menggendong Niken dan memasukkannya ke dalam taxi. Fahri melihatnya, dia memukul kemudinya dengan keras dan penuh emosi. Selanjutnya dia kembali menginjak pedal gas dan melaju dengan kecepatan tinggi. ***** Niken sempat mengalami pendarahan akibat kecelakaan yang terjadi padanya. Namun karena Niko begitu cekatan nyawa bayi dalam kandungannya bisa tertolong. Selama 3 hari Niken di rawat di rumah sakit, tidak pernah sekalipun Fahri menjenguknya. Niken juga tidak bicara sepatah katapun ketika orang tua dan mertuanya bertanya tentang keberadaan Fahri. "Jangan mengangguku!" Bentak Fahri. "Kamu kenapa sih ?" "Jangan bertingkah menjijikkan di depanku. Karena saya tidak akan sudi menyentuhmu! Bekas pakai banyak orang!" Kata Fahri tegas. "Sombong sekali kamu Fahri. Pantas saja istrimu selingkuh dengan Niko. Itu pasti karena dia tidak betah dengan sikap burukmu!" "Diam mulutmu !" Fahri mengambil segepok uang dari dalam dompetnya. "Ini kan yang kamu minta ? Ambil dan segera pergi dari sini!" Kata Fahri sambil melempar uang ke wajah Shinta. Setelah mengambil uang pecahan seratus ribu yang tersebar di lantai Shinta langsung pergi meninggalkan Fahri. Fahri tau jika Niken dirawat di rumah sakit. Namun dia enggan untuk menjenguk Niken. Dia masih sangat emosi jika teringat bagaimana Niken pergi meninggalkan rumah dan pergi mencari Niko. Niken juga sama sekali tidak menghubungi Fahri, dia merasa sakit hati dengan Fahri. Selama Fahri dan Niken sedang bertengkar Shinta terus - menerus mendatangi dan mengganggu Fahri. Bahkan dia tidak segan untuk menghasut Fahri agar semakin membenci Niken. ***** Hari ini Niken dibawa pulang dari rumah sakit. Orang tua Fahri meminta Niken untuk tinggal disana lagi, awalnya Niken menolak karena dia tidak ingin bertemu Fahri lagi. Tapi dia tak punya kuasa untuk melawan keinginan mertuanya dan lagi dia tidak bisa memberitau mertuanya tentang kelakuan Fahri. Niken sampai dirumah, saat Fahri ingin keluar dari rumahnya. Bug bug bug !!!!!!! Niko langsung memukuli Fahri. Niko bahkan tidak memberikan kesempatan pada Fahri sedikitpun untuk melawannya. Niko memukuli Fahri membabi buta hingga keluar darah dari mulut Fahri. "Hentikan !" Teriak Niken. Niko pun menghentikan pukulannya dan melangkah meninggalkan Fahri begitu mendengar teriakan Niken. Fahri berusaha berdiri meskipun kepalanya masih pusing akibat pukulan dari Niko. Dia melihat Niken sebentar kemudian beranjak pergi. "Mau kemana lagi kamu ? Masuk !" Perintah ayah Fahri. Fahri kembali masuk ke rumah diikuti ayah, ibu, Niko dan Niken dibelakangnya. Suasana sungguh sepi tidak ada satu orangpun yang berbicara. "Ayah sudah tau semuanya dari Niko, laki-laki macam apa kamu Fahri !" Bentak ayah ketika semua sudah berkumpul di ruang keluarga. "Bagaimana bisa kamu mencelakai istri kamu yang sedang mengandung anakmu ?" Lanjut ayah penuh dengan emosi. "Saya akan menceraikannya sebentar lagi! Saya tidak membutuhkan perempuan tukang selingkuh seperti dia !" Tunjuk Fahri pada Niken yanh "jangan menidurinya jika kamu tidak mencintainya, sekarang dia hamil kamu mau menceraikannya? pria macam apa kamu ini ? bahkan binatangpun tidak pernah berlaku seburuk itu!" Murka ayah Fahri. "Saya pria normal, bagaimanapun juga kami tidur bersama dalam satu ranjang, apa salah jika saya menidurinya? Apalagi kami berdua SAH sebagai suami istri, jadi tidak ada yang salah jika saya menidurinya !" Ucap Fahri lantang. "Apakah kamu tidak memiliki perasaan sedikitpun pada istrimu hingga kamu tega memperlakukan dia seburuk itu ?" "Saya tidak pernah mencintainya! Dia hanya kujadikan alat agar ayah memberikan warisan pada saya. Semua sudah kudapat dan untuk apa saya mempertahankan dia lagi?" Bug ! Kali ini gantian ayah Fahri yang memukul Fahri hingga terjatuh. Darah kembali mengalir dari sudut bibir Fahri. Niken melihat Fahri dengan berlinang air mata, namun dia enggan untuk menolong Fahri. "Ayah malu punya anak seperti kamu!" "Perlu kalian ketahui, anak yang ada di dalam kandungan Niken bukanlah anakku, tapi anak dari Niko!" Plak ! Niken yang sedari tadi terdiampun berdiri dan menampar Fahri yang baru saja berdiri dari lantai. "Cukup mas ! Jangan pernah hina aku serendah itu. Baik buruknya perlakuanmu aku selalu terima, aku bahkan diam ketika keluargamu menanyaiku tentang sebenar-benarnya perlakuanmu kepadaku. Aku hormati dirimu sebagai suamiku. Aku buang segala pikiran burukku tentangmu. Berkali-kali kamu bilang aku selingkuh sama Niko, berkali-kali kamu bilang aku hamil sama Niko aku masih memaafkanmu. Kamu bahkan buang aku ke Klaten tanpa sepeserpun uang aku masih memaafkanmu, dan sekarang kamu berusaha menabrakku, aku tidak akan diam ! Jika kamu tidak mau menganggap dia anakmu biarlah dia menjadi anakku. Tapi jangan sekalipun kamu mengganggu dia walau dia masih di dalam kandunganku. Aku bisa membesarkan dan merawat dia sendiri tanpa dirimu !"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN