Mobil milik Nico perlahan mulai pergi meninggalkan halaman rumah Rea. Menyisakan seseorang yang sejak tadi rupanya melihat apa yang terjadi di depan rumah dari balik jendela.
Mike hanya bisa tersenyum mengejek seraya berjalan pelan kembali ke sofa. “Cowok jelek kayak gitu aja, sampai di tungguin di depan rumah. Masih lebih ganteng gue kemana-mana,” cibirnya membandingkan dirinya dan Nico, cowok yang Mike kira adalah kekasih Rea.
Sesampainya di Club’, Rea segera mengganti bajunya dan mulai meracik minuman yang telah di tunggu oleh para pelanggannya.
Kemampuan Rea memang tak perlu di ragukan lagi. Meskipun ia hanya mempelajarinya dalam beberapa bulan saja.
###
Di kantor, Kean dengan pikiran kacaunya. Sama sekali tidak dapat berpikir dengan jernih. Tekanan dari papanya memang selalu bisa membuatnya kacau. Hal yang paling ia benci dari sosok Sang Papa yang seharusnya bisa menjadi panutan baginya. Malah menjadi sosok yang ingin sekali ia hindari.
Sudah sejak lama Kean ingin sekali pergi dari rumah. Meninggalkan segala kemewahan yang ia miliki. Namun, wajah sendu wanita yang telah melahirkannya ke dunia inilah yang membuatnya tak bisa bertindak sesukanya.
Kean memang sangat menyayangi mamanya. Wanita yang selalu ada untuknya dan mendukung apa pun yang ia impikan. Tapi sayang sekali, dukungan itu tak ia dapatkan juga dari papanya.
“Kean, kamu kenapa, sih? Dari tadi di tanya juga, malah bengong,” gerutu Amanda yang kesal karena di abaikan.
Kean menghela napasnya pelan. Melihat wanita di sampingnya ini yang memang sangat manja dan egois. Meskipun Kean terkadang jengkel dengan sikap Amanda yang suka seenaknya itu. Tapi ia juga tak bisa menolaknya.
Ada hal yang membuat Kean tak bisa mengabaikan keinginan Amanda sedikit pun. Dan Amanda jua yang membuatnya tak bisa pergi meninggalkan kekayaan yang membuatnya muak.
“Kean,” rengek Amanda manja.
Hembusan napas yang berat terdengar kembali. “Apa lagi, sih? Kamu tahu kan aku lagi banyak kerjaan. Kalau kamu cuman mau gangguin aku aja, lebih baik kamu pulang dan istirahat, itu lebih bagus lagi untuk kesehatan kamu,” saran Kean yang di tanggapi oleh dengusan sebal Amanda.
Wanita itu jelas menolaknya. Sebab ia ingin sekali menghabiskan waktu bersama Kean. Karena mereka sudah sangat jarang sekali bersama. Semenjak Kean menjadi CEo di perusahaan milik keluarganya.
Dengan kesibukannya, Kean memang tak punya waktu luang seperti dulu lagi. Ini semua karena banyak hal yang harus ia pelajari. Sebelum papanya menyerahkan semua kepemimpinan perusahaan sepenuhnya padanya.
“Aku cuman mau ajak kamu makan malam aja kok, kenapa kamu malah mengusirku?” rajuk Amanda sambil menunduk sedih.
Kean yang paham seperti apa sifat Amanda, hanya bisa menghela napasnya pelan. Perlahan Kean bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Amanda.
“Iya, kita makan malam sama-sama. Sudah jangan menangis, maafkan aku, yah?” bujuk Kean sembari menghapus air mata Amanda.
Membuat wanita tersebut tersenyum tipis dan langsung memeluk Kean dengan erat. “Terima kasih, Kean. Kamu memang yang terbaik sedunia,” puji Amanda dengan riang.
Kean hanya diam tak membalas pelukannya. Hanya deheman yang terdengar sebagai jawabannya.
“Ayo pergi! Kamu mau makan di mana?” tanya Kean yang mematikan layar PC-nya dan mengambil kunci mobilnya, lalu berjalan di sisi Amanda. Dengan tangan Amanda yang melingkar di lengan Kean.
“Sepertinya aku ingin mencicipi masakan Prancis, ada restoran yang baru saja dibuka kemarin. Kita kesana saja, itu adalah milik kekasih dari temanku. Siapa tahu kamu bisa berbisnis dengannya,” celoteh Amanda dengan riang.
Malam ini Amanda sangat senang. Pasalnya, dia berhasil membawa Kean ke restoran milik kekasih temannya itu. Juga ia ingin memamerkan kepada teman-temannya, bahwa ia adalah satu-satunya wanita yang ada disisi Kean. Mengingat jika selama ini, tidak ada seorang pun wanita di sisinya selain Amanda.
Maka tak heran jika para karyawan Kean menganggap Amanda adalah kekasih Kean. Dilihat dari seberapa seringnya wanita itu datang ke kantor Kean. Lalu sikap Kean yang biasa saja terhadap tingkah manja Amanda. Seolah-olah itu tak masalah baginya.
Sepanjang perjalanan menuju ke restoran, Amanda terus saja memuji keromantisan kekasih temannya tersebut. Niatnya adalah agar Kean cemburu kepada pria temannya tersebut. Karena merasa di banding-bandingkan.
Akan tetapi, ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan. Sebab Kean seakan tak peduli akan hal tersebut. Pikirannya kini masih terfokus pada titah Sang papa tadi pagi.
Dimana ia telah dijodohkan dan harus mencari gadis yang menjadi calon istrinya tersebut. Karena gadis itu sedang kabur dari rumahnya dan tugas Kean selaku calon suaminya untuk mencarinya.
Kean hanya tak habis pikir akan jalan pikiran papanya. Bukannya mereka telah kaya raya dan memiliki semuanya? Tapi sepertinya benar apa yang Tuhan katakan, Bahwa manusia tak mengenal kata puas sama sekali. Manusia cenderung merasa kurang atas apa yang telah mereka miliki. Walaupun itu adalah sesuatu yang jauh lebih banyak dari orang yang berada di bawahnya.
Akan tetapi, karena manusia selalu mendongak dan tidak menunduk. Maka itulah yang terjadi. Selalu merasa kurang dan kurang. Tak akan ada kata cukup.
Kean tentu saja menolak perjodohan yang menurutnya sangat konyol tersebut. Pernikahan bisnis lebih tepatnya. Hanya keuntungan bisnis yang di peroleh dari pernikahannya nanti.
Terlebih lagi, Kean tidak mencintai gadis itu. Meskipun selama ini, Kean juga tak tahu apa itu cinta. Sebab ia tak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya.
Sesampainya di restoran, Amanda seolah memperlihatkan kedekatannya dengan Kean di hadapan teman-temannya. Hal itu tentu saja membuat Kean risih. Terlebih lagi, Amanda mengaku jika Kean adalah kekasihnya.
Kean sudah ingin membantahnya, namun lagi-lagi tatapan penuh permohonan Amanda meluluhkannya. Dan akhirnya ia ikut dalam sandiwara Amanda.
Terlihat jelas sekali jika Kean tak nyaman dengan keadaannya saat ini. Bagaimana tidak, bahan obrolan teman-teman Amanda tak jauh dari seputar barang branded dan hal apa yang sedang viral di dunia maya.
Kean ijin ingin ke toilet pada Amanda, meskipun ia berbohong. Kean hanya duduk di bangku taman buatan yang berada di samping restoran. Mengamati lalu-lalang kendaraan juga para pejalan kaki. Jalanan ini memang sangat ramai. Dan mungkin juga karena restoran ini baru buka, maka tak heran jika banyak pengunjung yang penasaran akan rasa masakannya.
Saat tengah asyik melamun, Kean melihat seorang gadis yang terlihat membantu seorang anak kecil, pengemis jalanan untuk menyeberang. Lalu memberikan beberapa lembar uang kepada anak tersebut.
Hanya saja, sayangnya Kean tak dapat melihat wajahnya. Sebab gadis tersebut memakai topi untuk menutupi wajahnya. Tapi Kean tahu seragam apa yang dikenakan oleh gadis tersebut.
“Aneh. Pekerja club malam, menolong seorang pengemis jalanan,” gumamnya sambil tertawa meremehkan. Seakan tak percaya dengan apa yang barusan ia lihat.
“Di jaman modern saat ini. Di mana sangat sulit menemukan orang baik yang benar-benar tulus. Tapi gadis itu yang keadaannya saja tak jauh berbeda dengan pengemis, malah membantunya, gadis yang aneh,” komentarnya sambil menggelengkan kepalanya. Masih mengamati kepergian gadis tomboy tersebut.
Tak lama kemudian ponselnya bergetar di saku celana. Nama Amanda tertera di sana. Kean menghembuskan napasnya lebih dulu sebelum menjawab panggilan Amanda.
“Kean, kamu di mana, sih? Kok lama banget di toiletnya, buruan kesini, yah! Aku sendirian, nih,” remgek Amanda manja.
“Hm,” sahut Kean malas.
Kean bangkit berdiri dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Di pandangnya sekali lagi punggung cewek yang memakai topi berwarna hitam polos dengan inisial huruf “R” yang besar di tengahnya.
“Kenapa aku malah penasaran dengan rupa gadis itu, yah?” gumam Kean yang masih berdiri di tempatnya.
“Lebih baik aku segera masuk ke dalam lagi, sebelum Amanda menerorku dengan panggilannya,” putusnya yang langsung melangkah masuk ke dalam restoran lagi untuk menemui Amanda.
Selepas Kean masuk, gadis tersebut menoleh ke belakang, “Sepertinya tadi ada yang mengamatiku? Semoga saja bukan mereka,” harapnya yang mempercepat langkahnya.