Andre mengangguk setuju. “Benar juga. Tapi kenapa sampai gadis itu kabur dari rumahnya sendiri? Bukannya semuanya sudah tersedia di istananya? Apa alasannya pergi, yah?” Monolog Andre seraya menyesap kembali kopinya dengan pikiran yang menerawang.
Kean terdiam sejenak. Membenarkan apa alasan yang membuat putri tunggal dari orang terkaya sampai pergi dari rumahnya sendiri.
Pasti ada alasan kuat di dalamnya. Hingga ia melepaskan semua kekayaan yang dimilikinya sejak kecil.
“Kean, sepertinya Lo harus mencarinya. Lo juga bisa pendekatan sama dia. Kan nggak mungkin dia mau aja, tiba-tiba di nikahkan sama Lo. Pastinya butuh yang namanya pengenalan, kan?” saran Andre barusan seperti membawa angin segar bagi Kean.
Benar apa yang sahabatnya utarakan. Dia dan Rea harus saling mengenal terlebih dahulu. Sebelum menikah.
Kean juga harus mencari tahu siapa yang memiliki hubungan dengan gadis itu. Karena bisa saja itu menjadi alasan batalnya pernikahan ini. Jika Rea sudah memiliki kekasih.
“Tapi pasti membutuhkan waktu untuk mencarinya? Sedangkan orang tuanya saja sudah hampir sepuluh bulan lamanya tidak bisa menemukannya. Apa aku bisa menemukannya dalam waktu dekat?” keluh Kean yang tidak percaya bisa menemukan Rea secepatnya.
“Payah Lo, mah. Kalau sudah jodoh itu, mau di mana dan sama siapa pun pasti ketemu kok,” tangkas Andre penuh semangat.
Kean tergelak, “Lo kayak yang udah banyak pengalaman aja. Kata-kata Lo sok bijak banget,” ledek Kean sambil tertawa kecil.
“Sialan Lo! Gue mengatakan hal bijak begini Lo malah ngeledek, awas aja sampai telepon gue minta bantuan, nggak bakalan gue bantuin,” gerutu Andre kesal.
“Ya, sudah. Kalau Lo nggak mau bantuin gue. Gampang kok, gue putusin aja hubungan kerja sama kita. Beres kan,” balas Kean santai yang membuat Andre membelalakkan matanya lebar.
Menatap nyalang pria tampan yang menjadi sahabatnya sejak jaman kuliah tersebut.
“Ya, Sultan kan bebas mau ngapain, aja,” kesal Andre memuncak.
###
Rea bersiap untuk berangkat bekerja ke club’. Dan saat membuka pintu, ia di kejutkan oleh seseorang yang kini tengah duduk di teras rumahnya dengan senyum cerahnya.
“Ngapain Lo di sini?” ketus Rea yang mengunci pintunya dan berjalan keluar dari halaman rumahnya.
Mike mengikuti langkah Rea dari belakang. “Gue mau nganterin Lo kerja?” jawab Mike santai.
Rea menghentikan langkahnya dan berbalik, “Kita bukan berada di hubungan yang Lo bisa seenaknya sendiri datang ke rumah gue. Bahkan mau nganterin gue kerja. Gue nggak mau nanti di sangka perebut PACAR orang, “ tegas Rea sambil menekankan kata Pacar.
Mike terkekeh geli mendengar ucapan Rea. Terdengar sangat lucu dan menggemaskan. Saat gadis jutek sepertinya cemburu.
Rea mengerutkan keningnya melihat Mike tertawa kecil. “Apa yang lucu? Memangnya salah kata-kata gue barusan? Aneh Lo!” cibir Rea yang kesal merasa ditertawakan oleh Mike.
“Bukan apa-apa. Hanya lucu aja ada orang cemburu. Apa salahnya? Gue kan cuman nganterin Lo doang. Nggak aneh kan? Anehnya di mana?” balas Mike santai.
Lalu berjalan mendahului Rea dan membukakan pintu untuknya. Rea menghela napasnya dan berjalan melewati pintu mobil yang di bukakan oleh Mike.
Mike segera mencekal lengan Rea, begitu tahu tawarannya di tolak mentah-mentah seperti ini oleh gadis keras kepala tersebut.
“Lo kenapa, sih? Gue kan cuman mau nganterin Lo doang ke tempat kerja. Kenapa Lo marah?” Mike mendengus sebal akan tingkah kekanakan Rea.
“Gue nggak bilang mau, kan? Nggak usah Lo repot-repot lagi nganterin gue. Karena gue bisa berangkat sendiri.” Rea melepaskan cekalan tangan Mike di pergelangan tangannya. Lalu kembali berjalan meninggalkan Mike yang masih diam di tempatnya berdiri.
Tak ingin ketinggalan jejak Rea. Mike segera mengikuti langkah kaki Rea perlahan-lahan dengan mobilnya.
Membuat Rea hanya bisa mendengus kesal. Sebab Mike keras kepala. Namun juga tersenyum tipis. Saat tahu Mike kembali datang menemuinya.
Tadinya ia berpikir bahwa Mike tak akan pernah datang lagi untuk menemuinya. Namun tidak. Laki-laki menyebalkan itu kembali datang ke rumahnya. Bahkan dengan alasan konyol yang ia buat. Agar bisa bertemu dengannya.
Sesampainya di depan Club’, Rea melirik sekilas ke arah mobil yang masih tetap saja membuntutinya dari belakang.
Tak ingin mempedulikan Mike lagi. Rea segera masuk ke dalam dan mulai bekerja.
Sementara Mike tersenyum senang, karena akhirnya ia tahu di mana Rea bekerja. Walaupun ia sedikit terkejut melihat seorang gadis polos dan jutek sepertinya. Bisa bekerja di club’ seperti ini.
“Apa sebenarnya pekerjaannya?” monolog Mike yang penasaran akan pekerjaan Rea yang sebenarnya.
Segera saja ia memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam club’. Memastikan jika pekerjaan Rea tidak akan membahayakan keselamatan gadis cantik tersebut.
“Awas saja kalau sampai banyak cowok yang menggodanya. Gue bakalan seret dia pulang sekarang juga!” geram Mike yang menyusuri club’ untuk mencari keberadaan Rea.
Hingga akhirnya ia melihat seseorang yang ia cari sejak tadi. Tengah sibuk meracik minuman untuk para pelanggan club’.
Dan yang membuat Mike murka ialah, semua pelanggan Rea di meja bar adalah cowok. Para laki-laki yang tampaknya tertarik dengan kecantikan Rea.
Mike yang kesal segera mendekati meja bar dan duduk di kursi yang masih kosong. Membuat Rea terkejut melihat kedatangannya.
“Lo?” tunjuknya yang kaget dengan tatapan tajam Mike kepadanya.
“Gue pesan yang paling enak disini. Lo bisa buatin kan khusus untuk gue?” tanya Mike santai. Namun tidak dengan tatapan tajamnya yang mengarah ke Rea.
Membuat Rea hanya diam dan membuatkan pesanan Mike. Mengingat jika laki-laki yang ada di depannya saat ini, baru sembuh dari luka-lukanya. Rea hanya memberikan minuman rendah alkohol kepadanya. Dan lagi Mike membawa mobil ke sini.
“Apa ini? Gue bukan anak kecil, kenapa Lo kasih minuman begini?” protes Mike yang merasa bahwa Rea sedang mempermalukannya di depan para laki-laki yang telah sejak dulu datang.
“Udah deh, nggak usah banyak cincong. Lo abis sakit, jadi nggak boleh minum alkohol dulu. Lagi pula Lo juga bawa mobil. Nanti kalau nabrak gimana? Mau Lo bonyok lagi?” omel Rea yang kesal mendengar protes Mike.
Sementara Mike hanya tersenyum senang. Mendengar Omelan Rea yang terselip rasa khawatir akan keselamatannya.
Sedangkan para laki-laki yang duduk di sebelah Mike, mulai bertanya-tanya. Siapakah cowok bule yang sedang tersenyum penuh ejekan ke arah mereka. Seraya menyesap minumannya.
Seolah mengatakan kepada mereka semua, bahwa Rea adalah miliknya. Dan tidak akan ada yang bisa merebutnya dari pelukannya.
Kecuali jika ia yang sudah bosan terhadap Rea.
Melihat senyum Mike yang tampak lebar, Rea hanya memutar bola matanya malas. Dan memilih untuk melanjutkan kegiatannya. Mengabaikan Mike yang terus mengawasinya.