Hai.. Ada insiden.. Tapi, tidak apa-apa,” Rhe menatap angka-angka yang bergerak di atas lift. Sebentar lagi lift akan terbuka. Rhe diam, begitupun dokter Barra tidak mengeluarkan sepatah katapun. Lift membuka, Rhe menoleh ke arah Barra, “Mari..” Kakinya melangkah masuk ke dalam lift. Sesaat sebelum pintu lift tertutup, tangan Barra menahan pintu itu. Rhe sedikit kaget. Barra ikut masuk ke dalam lift. “Kamu mau ke lantai berapa?” Barra melihat ke arahnya. “Kafetaria, lantai 5,” Rhe menjawabnya gugup. “Hmm.. Saya juga..” Barra langsung memencet lantai 5. Mereka diam di dalam lift tanpa bicara apapun. Pintu lift terbuka, Barra menahan tombol pintu agar terus terbuka, “Silahkan detektif.” Ia mempersilahkan Rhe keluar duluan. Rhe sedikit canggung, tapi ia melangkah terlebih dahu