Barra melepas jas dokternya dan mengenakan sepatunya. Rhe pasti sudah menunggu lama. Ini sudah pukul 9 malam. Satu jam berlalu. Ia berlari ke arah coffee shop. Matanya melihat kalau Rhe duduk diam di coffee shop itu. Barra menghampirinya, “Maafkan aku lama..” Rhe menggeleng, “Tidak apa-apa..” Barra duduk di hadapan Rhe, “Masih mau di sini? Atau pergi makan malam di luar?” “Makan malam di luar. Aku lapar sekali,” Rhe memegang perutnya. “Mau makan apa?” Barra tersenyum melihatnya. “Nasi goreng?” Rhe membalas senyuman Barra. “Let’s go!!!” Barra dengan semangat menyambutnya. Mereka berjalan menuju parkiran. Barra membuka pintu penumpang dan membiarkan Rhe masuk, lalu menutup pintunya. Ia kemudian memutar dan duduk di kursi pengemudi. Dari kejauhan, sepasang mata memperhatik