Dengan canggung ia tersenyum pada Tanisha, lalu menyapa Bahran, “Selamat siang pa. Saya ditugaskan untuk berjaga di rumah ini, semoga bapak berkenan menerima saya.” Bahran tersenyum, “Detektif, tentu saja saya berkenan menerimanya. Saya senang, ada teman untuk kembali melanjutkan mencari petunjuk di ruang kerja saya. Kemarin tertunda dengan banyaknya kejadian.” “Iya tentu saja..” Rhe tersenyum lebar. Saat Bahran tersenyum, mirip sekali wajahnya dengan Barra. Tidak heran Barra begitu tampan, papanya pun tampan. Meski sudah berumur, masih terlihat sisa-sisa ketampanan Bahran Nuswantara di masa muda. Sosoknya karismatik. “Hari ini saya ada waktu, apa boleh saya bergabung?” Tanisha menawarkan diri. Bahran tersenyum mengiyakan, “Tentu.. Makin banyak orang makin baik bukan?”