Barra tersenyum melihatnya, ia melepaskan rangkulan tangan Davina dan menghampirinya, “Hai..” Rhe membalas senyumannya, “Hai juga..” Rhe mencoba mengabaikan Davina yang menunjukkan ekspresi tidak suka. “Dok, detektif Rhe sepertinya kerja berat. Dia kembali terkilir..” Kamal tertawa. “Detektif, kalau terus seperti ini, akan berbahaya untuk kakimu. Apa harus saya perintahkan untuk bedrest?” Barra tertawa lalu melihat ke arah Rhe, “Aku rasa dia tidak akan bisa.. Iya tidak?” Rhe hanya tersenyum, “Iya, aku tidak mungkin bedrest. Apalagi hanya untuk urusan kaki.” “Apa bertambah sakit?” Barra menghampirinya. “Iya, dan rasanya tambah bengkak..” Rhe menunjukkan kakinya. Barra berlutut dan mengecek kakinya, “Ini tidak bisa dibiarkan, kamu tidak boleh dulu beraktivitas. Serius!” “K