Selena dan Devan berangkat ke Bali, Selena terperangah melihat private jetnya Devan. Dia tidak pernah naik pesawat selama dia hidup malah sekarang naik private jet, sungguh hal tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Devan tersenyum bangga melihat Selena yang terperangah dengan private jet miliknya.
"Udah dong jangan norak gitu, kayak ga pernah naik pesawat aja," tegur Devan yang mengagetkan Selena.
Selena salah tingkah, dia memang tidak pernah naik pesawat, apalagi private jet. Apakah dia terlihat norak? Entahlah selama ini dia hanya bisa berhalu ria saat melihat i********: para artis yang selalu berfoto di dalam private jet.
Tak butuh waktu lama mereka tiba di Bali, Selena sangat bahagia dia bisa ke Bali. Dia memang tidak pernah ke Bali, hidupnya hanya sebatas kota pahlawan dan Jakarta.
Selena membayangkan dirinya berlari - lari di pantai memakai kacamata sambil menikmati butiran ombak yang menerpa kakinya.
Saat Selena sedang asyik dalam lamunannya, tiba - tiba di melihat wajah Devan muncul di hadapannya sambil melambai - lambaikan tangannya di depan wajah Selena.
"Selena ... Selena ... kamu baik - baik saja?" tanya Devan yang menyadarkan Selena dari lamunannya.
"Eeh.. I–iya tuan saya baik - baik saja," ujar Selena salah tingkah. Lagi - lagi Devan merusak ke haluannya yang sedang menikmati suasana pantai.
"Dih, nih orang merusak semuanya, benar - benar menjengkelkan," teriak Selena dalam hati.
"Baguslah kalau kamu masih waras. Ooh iya kamu sudah bawa berkas - berkas dari Andi?"
"Sudah tuan. Semuanya lengkap di dalam tas saya." Selena mengangkat tas nya besar di depan Devan.
Devan menyunggingkan bibirnya, Selena memang bisa di andalkan.
Selena dan Devan sudah berada hotel di Nusa Dua, Bali. Selena tak percaya melihat betapa mewahnya hotel milik Devan.
"Tuan, ini hotel milik anda?" tanya Selena tak percaya.
"Tentu dong. Bagaimana bagus ga?"
"Sa–sangat bagus, tuan."
"Devan gitu loh pasti akan selalu memilih yang terbaik," ujar Devan tersenyum sendiri, dia sangat senang di puji Selena.
Mereka di sambut direktur hotel dan para staf hotel. Devan dan Selena berjalan berdampingan. Semua karyawan melihat Devan dengan hormat.
"Kita langsung rapat sekarang juga, besok sudah pembukaan," ujar Devan dengan tegas.
Selena kaget mendengar suara Devan yang berbeda.
Rapat di mulai, Devan segera menyampaikan presentasi. Saat lelaki tersebut berpresentasi, dia terlihat sangat percaya diri dan profesional. Di depan semua karyawan, Devan memberikan motivasi dan semangat. Devan terlihat berbeda, baru kali ini Selena melihat Devan tidak seperti biasanya. Tidak seperti Devan yang biasanya tengil dan suka menganggunya.
Akhirnya setelah 3 jam rapat, Selena akan beristirahat di kamarnya. Kamar Selena bersebelahan dengan kamar Devan, Selena yakin tak mungkin dia dan Devan satu kamar.
Devan sangat kesal, sebenarnya dia sangat ingin sekamar dengan Selena tapi mengingat dia harus menjaga images jadilah dia tidak bisa satu kamar. Impian Devan untuk bisa masuk ke lembah - lembah kehangatan Selena menjadi gagal total.
"Sial! Bagaimana bisa aku gagal begini, ambyar sudah rencanaku," ujar Devan yang marah - marah sendiri di dalam kamar hotelnya.
"Besok aku harus berhasil mendapatkan Selena lagi, apapun itu akan aku lakukan demi mendapatkan Selena," ujar Devan dengan rencana liciknya.
*************
Semua staf hotel sedang sibuk mempersiapkan pembukaan hotel The Dev Hotel spa and resort.
Selena meminum obat anti mual yang dia bawa dari Jakarta, dia tidak ingin muntah dan mual sepanjang acara.
Selena segera menuju kamar Devan, dia mengetuk pintu kamar hotel Devan.
"Masuk," suara Devan terdengar dari dalam kamar hotel.
Selena melihat Devan yang tampak rupawan malam ini.
"Sudah siap tuan?" tanya Selena.
"Sudah tapi kenapa penampilanmu seperti itu?" Ujar Devan melihat penampilan Selena yang tidak sesuai dengan acara pembukaan hotel yang baru.
Selena hanya diam mendengar perkataan Devan, apakah penampilannya sangat tidak pantas?
"Ganti! Itu baju kembang - kembang, membuat mataku sakit." Devan melihat Selena dengan kesal dan berkata, "Nenek ku saja lebih bagus penampilannya."
"Tapi —"
"Ga ada tapi - tapian, segera ganti dengan gaun yang beli di mall jakarta kemarin, kamu pasanganku malam ini. Kamu harus tampil sempurna," ujar Devan pandangan tidak suka melihat penampilan Selena.
"Ba–baik tuan," ujar Selena gugup dan dia segera berlari masuk kamarnya.
Selena bingung harus berpenampilan seperti apa, dia langsung menghubungi Veronica.
"Hallo Len.. ada apa nih? Udah lama yaa kita ga saling telepon," sapa Veronica di balik telepon.
"Ve ... sahabatku yang paling cantik, paling sexy," Selena memuji Veronica.
"Hmm... mencurigakan, tiba - tiba kamu memuja muji aku sepertinya aku mencium bau - bau sebuah masalah nih... pasti ada sesuatu? Apa kamu mau ku ajarin gaya bercinta yang baru kah?" tanya Veronica.
"Yaa ampun Ve, pikiranmu kok sejenis dengan bos ku yaa, m***m melulu," ujar Selena kesal.
Suara tertawa Veronica terdengar kencang di balik telepon.
"Ve aku serius... Aku mau minta pertolonganmu. Bantu aku Ve," kata Selena dengan bingung.
"Ada apa?"
"Aku harus mendampingi bos ku yang super cerewet, dia ga suka penampilanku," kata Selena dengan memelas.
"Ok... aku video call yaa, aku ajarin make up secara singkat"
Veronica tertawa terbahak-bahak melihat penampilan Selena yang memakai gaun
kembang-kembang persis seperti Devan. Walau Selena kesal tapi dia merasa beruntung juga Veronica mengajari dirinya make up secara kilat dan memilihkan baju untuk Selena.
"Terima kasih Ve," ujar Selena dengan tulus.
"Sama-sama Lena... kamu itu cantik hanya kurang polesan, coba kamu dandan pasti mirip banget sama Selena Gomez," puji Veronica.
"Beda jauh kali Ve... apa lah aku ini Ve."
"Ingat selalu percaya diri tapi ngomong-ngomong bagaimana kamu dengan Oliver?"
"Aku sudah putus, dia laki-laki tak seperti yang aku kira," ujar Selena dengan sedih mengingat perbuatan Oliver padanya. Selena menceritakan Oliver yang berkerjasama dengan ibunya menjebak Selena.
"Apa?! Aku kira Oliver mencintaimu dengan tulus Lena, dia benar-benar b******k!!! Maafkan aku yang dulu pernah menjodohkan kalian. Semoga kamu menemukan kebahagiaanmu yaa Lena... atau kalau ga kamu dengan bosmu aja."
"Bos ku laki-laki m***m tingkat akut dan tak tau malu, aku sangat kesal padanya."
"Jangan begitu dari benci bisa jadi cinta loh... aku sumpahin kamu akan jatuh cinta sama bos mu hahaha."
"Udah ah males aku... aku harus pergi dulu nanti di omelin bos ku."
"Hati-hati Lena... i miss you."9
"Terima kasih Ve... semoga kamu makin sukses di Spanyol. I miss you too dear."
Selena tersenyum sambil menutup teleponnya, berbicara dengan Veronica membuatnya semangat kembali.
Selena pergi sendirian di acara pembukaan hotel, Devan sudah terlebih dahulu berada disana. Dia tuan rumah mana mungkin dia terlambat.
Saat Devan sedang berbicara dengan salah satu mitra bisnis, dia melihat dengan tidak percaya seorang wanita berdiri di depannya dengan sangat cantik dan sexy.
"Maaf tuan saya terlambat," ujar Selena.
"Kamu Selena? Selena handoko sekretarisku?" kata Devan tak percaya.
"Iya tuan. Saya Selena Handoko sekretaris anda."
Devan tidak pernah menyangka Selena bisa berubah dengan begitu cantik, baru saja tadi Selena berpenampilan seperti nenek-nenek memakai baju kembang - kembang sekarang berubah menjadi sexy.
Acara pembukaan berjalan dengan lancar, Devan agak sedikit mabuk. Dia beberapa kali minum untuk menghargai tamu dan rekan bisnis yang datang.
"Hai Devan ... mau malam ini bersamaku," ujar Regina anak salah satu rekan bisnis Devan.
"Hmm, tergantung," jawab Devan cuek.
Regina bergelayut manja di bahu Devan, Selena melihat itu sangat kesal. Saat melihat seorang pelayan membawa nampan berisi air, Selena mengambilnya dan meminum segelas air tersebut hanya dalam sekali tegukan.
"Ini air apa sih kok rasanya kayak alkohol," ujar Selena melihat gelas yang berada di tangannya.
Devan ingin kembali ke dalam kamarnya mencari Selena. Dia melihat Selena menuju pintu darurat.
Devan menyusul Selena.
"Ngapain kamu disini?" tanya Devan.
"Aku pusing Devan berada di dalam sana," ujar Selena dengan tersenyum.
"Kamu mabuk?" tanya Devan yang curiga tiba - tiba Selena berbicara non formal padanya.
Selena mendekati Devan.
"Kenapa kamu bermesraan dengan perempuan itu?" tanya Selena.
"Perempuan? Perempuan yang mana?" ujar Devan bingung sendiri.
" 'Hai Devan ... mau kah kamu bermalam denganku' iiss, murahan sekali perempuan itu. Ga tau malu," ujar Selena mengulang perkataan wanita yang tadi bersama Devan kesal.
"Kamu cemburu? Kamu tidak suka?" kata Devan dengan jahil.
"Ga lah, ngapain aku cemburu."
"Yakin, ga cemburu."
"Yakin."
"Ya udah kalau gitu, aku mau ketemu perempuan itu lagi kalau kamu ga cemburu," ujar Devan membalikkan badannya.
"Iya ... iya ... aku cemburu! Aku tidak suka! Terus kamu mau apa hah??!!" Selena berteriak.
Devan menyunggingkan bibirnya, rencananya berhasil membuat Selena mengakui kalau dia cemburu. Devan membalikkan badannya dihadapan Selena.
"Aku suka kamu seperti sekarang —"
"Akh diam berisik." Selena langsung mencium bibir Devan. Devan sangat kaget dengan serangan mendadak Selena yang tiba - tiba mencium bibirnya.
Selena dan Devan saling berciuman dan melumat bibir dengan mesra. Seakan tidak ingin berpisah, saling menautkan lidah mereka.
Devan dan Selena saling melihat wajah mereka masing - masing.
"Kita lanjutkan di kamar," ujar Devan penuh napsu melihat Selena.
Selena menganggukan kepalanya. Dia merasa bernapsu saat ciuman dengan Devan, dia ingin melanjutkan ciuaman mereka di dalam kamar.