16. Terlambat Pulang

1073 Kata
Arsen menatap Lion yang tertidur dengan pulas di kamar tidurnya. Kayla memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena dia memiliki beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan. Kayla memutuskan untuk meninggalkan Arsen dengan Arion. Jujur saja, Kayla tidak nyaman dengan kehadiran Arsen di apartement Luna. Kayla sadar diri, dan merasa semua itu tidak pantas. Kayla dijemput kekasihnya, yang tidak lain adalah sahabat Arsen, Rama. "Kamu, kenapa udah minta jemput?" tanya Rama sembari memasangkan sabuk pengaman Kayla. "Aku nggak mau berdua sama Arsen," jawab Kayla jujur. Kayla tahu benar, bagaimana sikap Rama yang posesif kepadanya. "Arsen ada di apartement Luna?" "Ya," "Oh," sahut Rama pendek, namun hati Rama gusar karena itu. Rama sangat mencintai Kayla,"Babe, aku mau kerja lembur. Ada beberapa dokumen yang harus aku kirim ulang," "Tsk, kamu terlalu memprioritaskan pekerjaan kamu, Kay," keluh Rama yang merajuk kepada kekasihnya. Siapa sangka, Rama akan melabuhkan hatinya kepada Kayla yang hanya seorang wanita biasa. "Babe," panggil Kayla yang menggenggam tangan kiri Rama,"aku janji, hanya sebentar, setelah itu aku akan kembali ke apartement," rengek Kayla. "Kay, aku ingin kita tinggal bersama. Kamu akan lebih mudah dalam segala hal," Kayla melepas genggaman tangan Rama, dan membuat Rama mengernyit. Rama tak suka akan hal itu. Kayla pun tahu jika Rama akan bereaksi seperti ini. "Rama, aku tidak ingin mendapatkan cemooh karena aku kekasih dari cucu pemilik perusahaan tempat aku bekerja," "Manfaatkan aku sesuka kamu, Kay, aku tidak keberatan." "Aku keberatan, Babe." Rama meletakkan tangannya di atas paha Kayla yang terbuka, karena saat ini Kayla menggunakan rok span diatas lutut,"aku kesal," aku Rama, "Babe, kamu sedang menggoda aku?" tanya Kayla yang membuat Rama menggelengkan kepala,"tapi tangan kamu, nggak menunjukkan rasa kesal," keluh Kayla. "Aku nggak akan menyakiti kamu, Kay. Aku bukan pria seperti itu," tolak Rama. "Iya, I Know." "So, please, pertimbangkan sekali lagi niat aku," "Hubungan kita-," "Jangan membuat aku mengulang ucapanku dua kali, kamu yang menolak untuk menikah dan terikat dengan pernikahan." potong Rama yang membuat Kayla menghela nafas panjang, "Aku hanya tidak ingin menikah, dan bercerai. Aku tahu, tidak semua pernikahan akan berakhir seperti itu, hanya saja banyak orang disekitarku yang melakukan hal itu, bahkan ketika mereka menikah, mereka mengkhianati pasangan mereka. Aku trauma akan hal itu. Terlebih lagi, pernikahan hanya sebuah kertas," jelas Kayla yang menuangkan pendapatnya. Rama memaklumi hal itu. Rama tahu benar, akan luka yang Kayla rasakan. "Oke, aku tidak akan membahas hal itu, tapi kamu harus mau tinggal bersama dengan aku, Kay. Aku tidak tahu harus bagaimana mengatakan hubungan kita kepada orang tuaku, mereka ingin melihat aku bersama seorang wanita. Kita terlalu lama menyembunyikan hubungan ini," keluh Rama yang membuat Kayla frustasi. "Jadi, kamu mau kita tinggal dia atap yang sama?" "Ya," "Beri aku waktu, Babe," pinta Kayla yang membuat Rama tersenyum, "Aku harap, kamu tidak mengecewakan aku, Kay...," ** Luna terkejut dengan kehadiran Arsen di ruang tamu apartementnya, Arsen menatap kedatangan Luna dengan tatapan yang bisa dibilang tak bersahabat, "Kamu, dari mana? Kenapa, jam segini baru pulang?" cecar Arsen yang membuat Luna tersenyum kikuk, "Kamu udah lama di sini?" "Jangan mengalihkan pertanyaan aku, Luna." tegur Arsen yang membuat Luna duduk di samping Arsen. "Aku tadi dari rumah sakit," "Kamu, sakit?" tanya Arsen khawatir. Rasa khawatir Arsen tercetak jelas di paras tampan Arsen, membuat Luna tak enak hati. "Aku tidak sakit. Aku hanya menebus obat untuk Lion." aku Luna jujur, "Lion?" "Iya, dia sakit, dan harus mengkonsumsi obat," ungkap Luna yang membuat Arsen menundukkan kepala. Arsen merasa tidak berguna sekarang. Luna mencoba menghibur Arsen,"jangan menunjukkan wajah seperti itu. Lion tidak akan suka," kata Luna. "Tapi-," "Lion anak yang kuat, dia akan segera pulih," potong Luna. Arsen tersenyum, dan menggenggam tangan Luna dengan erat,"berjanjilah kepadaku, kamu akan membagi luka ini bersamaku, aku tidak ingin kamu menanggung semuanya seorang diri, Luna," pinta Arsen. Luna menganggukkan kepala, Luna menyetujui permintaan Arsen. Luna tidak ingin mengecewakan Arsen untuk kedua kalinya. "Kayla, kemana?" tanya Luna yang tidak menemukan keberadaan Kayla di apartmentnya. Seingat Luna, Luna menitipkan Arsen kepada sahabatnya itu. "Oh, tadi dia pamit pulang. Kayla harus kembali ke kantor, karena ada pekerjaan yang harus dia kerjakan, jadi aku berinisiatif untuk menjaga anakku." "Terima kasih," ucap Luna tulus. * Sebagai bentuk ucapan terima kasih Luna, hari ini Luna mengajak Arsen untuk sarapan bersama di apartementnya. Tentu saja bersama putera mereka, Lion. "Ibu, apa hari ini, aku boleh diantar Daddy Arsen?" tanya Lion dengan tatapan mata yang tak bisa Luna tolak, "Lion, Ibu nggak mau merepotkan Daddy," jawab Luna mencoba pengertian dari sang anak. "Apa, Daddy merasa direpotkan?" tanya Lion sembari menatap Arsen. Arsen tersenyum, "tidak, kamu tidak pernah merepotkan Daddy. Kita akan berangkat bersama pagi ini, nanti siang Daddy juga akan menjemput kamu ke sekolah," "Beneran?" tanya Lion dengan binar mata penuh kebahagiaan. "Iya," jawab Arsen,"asalkan sarapan hari ini, harus habis dan tidak menyisakan sayuran di atas piring kamu," pinta Arsen yang disambut dengan bahagia oleh bocah kecil yang dengan lahapnya menghabiskan makanannya. Luna hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan dua pria yang berbeda umur di hadapannya. Luna enggan untuk menginterupsi kegiatan manis yang mengukir senyum di wajah Arion, putera kesayangannya. Seperti yang dikatakan Arsen, mereka bertiga berangkat bersama. Lion diantarkan ke sekolah lebih dahulu, setelah itu Luna. Di tengah perjalanan menuju kantor Luna, Arsen tiba tiba mengangkat sebuah panggilan telfon, yang membuat Luna pun dapat mendengar obrolan Arsen dan penelpon. "Arsen," panggil Shaka, Mendengar suara yang tak asing di telinga Luna, membuat Luna ketar ketir. Luna tidak ingin Shaka mengadu kepada Arsen. Luna tidak ingin terlibat pertengkaran dengan Arsen. Bisakah, Luna berharap, dia akan baik baik saja? "Ya, Kak. Ada, apa?" tanya Arsen," tumben, Kakak menghubungi aku pagi pagi?" "Aku hanya ingin tahu kabar kamu," "Oh, aku , baik." "Arsen, aku bertemu dengan Luna," Jedeeer! Pupus harapan Luna, Shaka membuat Luna menciut dan ingin menghilang saja. "Kapan?" tanya Arsen yang menatap Luna tajam, dan tangan kirinya meremas paha bagian dalam Luna yang tertutup rok lipit. Luna hanya bisa pasrah, Luna tahu apa yang akan dilakukan Arsen selanjutnya bukan hal baik baginya. "Em, kemaren. Aku bertemu Luna di rumah sakit." jawab Shaka jujur,"Arsen, aku membujuk Luna untuk kembali ke rumah kita. Aku ingin hubungan kita seperti dulu lagi," aku Shaka, "Kak, itu tidak mungkin," "Aku tahu, tapi setidaknya, aku masih mencintai Luna sampai saat ini," "Kak," "Arsen, Papa dan Mama juga akan menyetujuinya, aku akan membujuk Luna. Aku akan minta Diego dan Frans mencari keberadaan Luna ," "Kak, itu nggak adil bagi Luna." kata Arsen. "Lalu, apa kamu merasa ini adil buat aku?" tanya Shaka yang membuat Arsen terdiam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN