Celah Tak Bertepi

1007 Kata
Tangan Luna gemetar, apa yang dia harus lakukan sekarang! Benda pipih di tangannya, menampilkan dua garis berwarna merah yang menandakan jika saat ini Luna sedang mengandung anak Arsen. Luna merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana dia bisa melupakan hal penting di dalam siklus bulanan yang datang rutin di setiap bulan? "Luna?" panggil Keysa yang menunggu jawaban sahabatnya, Keysa yang kesal karena tidak segera mendapat jawaban dari Luna bergegas masuk ke dalam kamar mandi di apartemennya, "Key," panggil Luna dengan tangan gemetar, "Apa hasilnya positif?" tebak Keysa yang membuat Luna menganggukkan kepala,"astaga! Luna! Dia anak siapa?" tanya Keysa panik, "Key, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin mengatakan hal ini kepada Om Abimana, aku tidak bisa menyakiti beliau," jawab Luna panik, "Kamu bodoh? Kamu melakukan hal itu dengan Arsen. Kamu tidak menggunakan pengaman, dan kamu tidak berpengalaman, apa kamu seorang gadis yang polos atau seorang gadis yang bodoh?" cecar Keysa yang marah karena Luna tidak bisa menjaga diri dengan baik, "Aku minta maaf," sesal Luna, "Bukan saatnya kamu mengatakan hal ini, aku tidak butuh kata maaf kamu, Luna. Kamu harus bertanggung jawab kepada anak itu, katakan siapa, ayahnya Luna! Minta dia untuk menikah dengan kamu!" desak Keysa, "Tidak, aku tidak mungkin mengatakan hal itu kepada Arsen," "Arsen? Tunangan kamu Kak Saka, kenapa kamu minta tanggung jawab ke Arsen," Keysa melakukan hal yan sia-sia, seketika dia memukul kepalanya sendiri sembari menatap Luna, sahabatnya,"kamu melakukan hal itu, dengan Arsen?" tanya Keysa hati-hati, "Iya," "Astaga! Aluna!" teriak Keysa yang kini menjambak rambutnya sendiri, merasa kesal dengan apa yang Luna lakukan, "Aku tidak mungkin mengatakan hal ini, aku tidak ingin membuat Kak Saka juga Arsen terluka," "Tapi, yang kamu lakukan membuat mereka berdua terluka. Terlebih lagi, saat ini kamu tengah mengandung anak Arsen, apa kamu tidak merasa semakin memperumit semuanya?" "Lalu kamu ingin aku melakukan apa? Menggugurkan anak ini?" tanya Luna sembari menunjuk perutnya yang masih rata,"aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, aku akan menanggungnya sendiri, Key!" "Luna, kamu pikir, membesarkan anak seorang diri itu mudah?" tanya Keysa yang mulai hilang akal dan merasa keputusan sahabatnya salah, "Aku tidak ada pilihan lain," "Luna! Kamu berani melakukan hal itu dengan Arsen. Tapi, kamu tidak berani bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat?" "Aku tidak ingin membebani Kak Saka, aku tidak ingin membuat dia down. Sebentar lagi, jadwal keberangkatan Kak Saka ke Amerika, dia akan melakukan operasi jantung di sana, aku tidak ingin memperburuk keadaan," "Lalu apa rencana kamu? Jangan buat aku semakin gila, Luna!" tegur Keysa, "Aku akan pergi," "Maksud kamu?" "Key, aku akan bertahan sampai Kak Saka benar-benar dipastikan dalam keadaan sehat, setelah itu aku akan pergi dari kehidupan mereka berdua," "Luna, kamu egois," ungkap Keysa, "Apa menurut kamu aku memiliki pilihan lain selain, ini?" tanya Luna sendu, Keysa menghela nafas panjang, dia memutuskan untuk memeluk Luna dengan erat,"aku akan menemani kamu, Luna. Kita akan melewati ini bersama," janji Keysa yang membuat Luna luruh dan menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Keysa. ** Hari keberangkatan Saka, semakin dekat. Besok, Luna akan berangkat bersama Saka ke Amerika. Tentunya hal ini, tidak disambut baik dengan Arsen. "Kenapa aku tidak boleh ikut?" tanya Arsen yang memberengut kesal menerima keputusan kekasihnya, "Kamu harus di sini, tunggu kedatangan Kak Saka dengan patuh," ucap Luna yang tidak ingin Arsen menjadi penghalang kepergiannya ketika memastikan Saka baik-baik saja setelah operasi dilakukan. "Luna, aku tidak ingin kamu pergi," ungkap Arsen. "Arsen, kita sudah sepakat untuk mengalah kali ini, Kak Saka membutuhkan dukungan kita," "Dia hanya membutuhkan kamu," "Apa kamu tidak pernah berfikir dia sangat menyangangi kamu?" tanya Luna, "Jika dia menyayangi aku. dia tidak akan merebut kamu," jawab Arsen acuh, dan melangkah semakin dekat dengan Luna. Bahkan kini, Arsen memeluk tubuh Luna dari belakang. Membuat Luna kesulitan merapikan pakaian yang dia bawa,"Arsen, aku mencintai kamu," ucap Luna, pernyataan cinta Luna membuat Arsen mengernyitkan dahi, tidak biasanya Luna menyatakan cinta di hadapan Arsen. "Ada apa?" tanya Arsen yang kini memutar tubuh Luna untuk berhadapan dengan dirinya, "kamu menangis?" tanya Arsen hati-hati, Arsen dapat melihat bulir air mata keluar dari mata Luna,"apa aku berlebihan hari ini?" tanya Arsen yang panik dengan apa yang terjadi di hadapannya. "Tidak, aku hanya merasa akan merindukan kamu, nanti." "Tsk, kamu semakin membuat aku tidak rela melepas kepergian kamu," ucap Arsen membuat Luna tersenyum dan menggenggam tangan Luna erat, "Jangan begitu, aku tidak ingin melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, kita akan ketahuan dan itu tidak baik untuk hubungan kamu dan Kak Saka," ungkap Luna yang membuat Arsen mendengus kesal, "Hm," "Jadi, pria yang baik selama aku tidak ada, jangan benci aku," pinta Luna, "Kamu hanya pergi menemani Kak Saka, dan aku menyetujuinya, jadi aku akan melakukan apa yang kamu minta, jangan pergi terlalu lama, atau aku akan membenci kamu, Luna," ancam Arsen yang membuat Luna tersenyum. Senyuman yang tak sama dengan hati Luna. "Ya, aku janji akan menjadi wanita baik di sana," ungkap Luna yang membuat Arsen memeluk tubuh Luna. Kepergian Saka dan Luna berjalan dengan lancar, bahkan operasi Saka selesai lebih awal. Luna menjaga Saka dengan baik, menunggu Saka untuk segera sadar pasca operasi. Luna mengetikkan sebuah pesan singkat di ponselnya, kemudian dia menatap Saka yang masih terbaring di ranjang. Luna tidak ingin mengulur waktu kepergiannya, karena perutnya semakin lama akan membesar. Setelah memastikan Saka baik-baik saja, Luna menggeret kopernya untuk meninggalkan masa lalu yang menorehkan luka dan memberinya pelajaran berharga dalam kehidupan. * Masa kehamilan, bukan hal yang mudah, Luna harus melewati itu seorang diri, dia menolak kebaikan Keysa yang ingin membantu Luna untuk menemani Luna di masa-masa kritis hidup Luna. Sayangnya, kebaikan Keysa, ditolak oleh Luna dengan alasan, Luna akan menghadapi semua itu sendiri, bisa dibilang, Luna ingin menghukum dirinya yang serakah akan cinta. Luna nyaris saja kehilangan buah hatinya, akibat air ketuban yang pecah lebih awal. Untung saja ada Keysa yang berhasil menyelamatkan Luna dan bayi laki-laki tampan, mirip dengan ayah biologisnya, Arsenio Mahasura. Luna terisak dalam tangis, ketika menyentuh jari-jari mungil putera semata wayangnya. Arion Janendra. Bayi mungil yang lahir melalui proses SC, memberikan luka yang berbekas di perut sang ibu. Keysa menggenggam tangan Luna dengan erat,"kamu berhasil, Luna. Selamat menjadi seorang ibu, sahabatku,"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN