24. Kau Juga Bawel Seperti Nenek!

1058 Kata

Kasur lantai dengan selimut tipis. Memang lebih baik daripada aku tidur sambil berselonjor kaki dan menyandar pada sudut tembok. Tapi masalahnya ... aku benci kolong ranjang! Lalu ... ini masih pukul tujuh, terlalu sore untuk tidur! “Kak Arthur ...,” panggilku dengan bisikan lirih. Tak ada jawaban. “Kak Arthur ...,” ulangku sekali lagi. Kuberanikan diri menyentuh pundaknya, lalu kuguncangkan perlahan. “Hmmm!” Dia spontan berbalik sambil memelototiku. Ah, mati aku! “Maaf ....” *** Kalau saat di rumah Kak Arthur, dia bersikap sinis dan dingin. Maka tak ada bedanya dengan di sini. Sifat pria itu sama sekali tak berubah meski kami berada di rumah neneknya. Padahal aku sangat berharap jika Kak Arthur bisa berpura-pura baik saat di depan sang nenek. Tapi sepertinya dia tak pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN