Akhirnya, aku dan Kak Arthur keluar dari kamar ini bersama-sama. Suara nenek yang bawel sedari tadi terdengar melengking dari lantai satu, memanggil-manggil kami. Benar saja, wanita cantik yang wajahnya pernah kulihat melalui layar panggilan video saat itu, kini terlihat secara nyata dan ... ia lebih cantik dari aslinya. Bagaimana mungkin, ia bisa menjadi ibu kandung dari Tiff? Jika aku mengingat wajah dari wanita itu, setiap hari aku selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan jika Tiff ini adalah anak pungut atau hanya sekedar anak tirinya. “Ayo,” bisik Kak Arthur. Aku terkejut, tiba-tiba tangan pria ini menggandeng pergelanganku. Selama aku masuk ke dalam tubuh perempuan bongsor ini, belum pernah sekalipun Kak Arthur memegangi Tiff atau kami melakukan kontak fisik lainnya. Sama sekal