Duasatu - Mari Berteman

1344 Kata
Yuno terburu-buru membawa alat compress untuk kaki Yuno. Dia takut pria beruang itu kesakitan dan malah mengamuk karena terlalu lama menunggu. Saat di kamar Yuno melihat Juan yang masih duduk di ranjang dan menahan sakit di kakinya. “Sebentar biar Gue kompres kaki Loe” Ucap Yuno. Dia kesulitan mengobati kaki Juan karena pria itu mengenakan celana panjang. “Bisa lepas aja celana panjang Loe? Susah nih mau di obatin kaki Loe. Sekalian Gue mau lihat tulang kering Loe memar gak” Ucap Yuno yang memang khawatir pada kondisi kaki Juan. “Bisa. Tapi Gue susah gerak. Masih lemas” Ucap Juan dengan nada yang menahan sakit. “Iya. Sini Gue bantuin” Ucap Yuno yang langsung membantu Juan melepaskan celana panjangnya hingga hanya tersisa boxer yang melekat. Yuno langsung mengompres bagian pergelangan kaki Juan hingga betisnya sambil mengecek apakah ada bagian yang memar. “Masih sakit?” Tanya Yuno sambil menatap Juan. “Sudah lebih baik” Jawab Juan menatap lembut Yuno. Perlahan Juan menarik Yuno untuk duduk di atas tubuhnya. “Eh. Ngapain? Loe masih sakit” Ucap Yuno menolak. Juan hanya menggeleng dan tetap memaksa Yuno duduk di atasnya. Hal itu membuat si ulat Alaska dan Bonnie bersentuhan di batasi celana masing-masing. Tentu saja Yuno dan Juan sama-sama menegang dalam posisi itu. “Ini juga sakit” Ucap Juan sambil membawa tangan Yuno ke dadanya. Yuno mengerjap bingung dengan sikap Juan yang begitu lembut padanya. “Ini sakit. Gue sakit sejak Loe marah dan gak peduli sama Gue. Bahkan Gue merasa ini masih mimpi Loe ada di sini. Kalau ini mimpi boleh Gue minta jangan bangunkan Gue?” Tanya Juan dengan lembut dan tatapan penuh pengharapan. Tentu Yuno semakin terkejut dengan sikap Juan yang aneh itu. Tapi entah mengapa dia merasa sangat hangat dan nyaman di dekat Juan. Selama ini meskipun Thanom menemaninya dan selalu hangat padanya, namun rasanya tak senyaman saat dia bersama Juan. Meskipun Juan cenderung menyebalkan, kasar dan pemaksa. Naluri membawa keduanya saling berciuman satu sama lain. Yuno perlahan menciumi wajah Juan dengan lembut dan mengelus perlahan dadanya. Tak lama kemudian mereka telah polos satu sama lain tanpa sehelai penutup tubuh yang membatasi mereka. Yuno menempatkan dirinya di atas Juan. Dia memanjakan si ulat Alaska kesayangan Juan terlebih dahulu dengan bibir dan tangannya yang lincah itu. Juan mengerang tertahan. Dia merasa di bawa terbang ke langit ketujuh. Rasa sakit bekas cambukkan pada punggungnya kini tak terasa lagi. Dia malah merasa nikmat yang luar biasa. “Ah, Yun~” Erang Juan tertahan. Dia mencapai pelepasan pertamanya di dalam mulut Yuno. Tanpa ragu Yuno menghabiskan semua cairan itu. “Eh. Kenapa di minum?” Tanya Juan heran. “Tidak masalah. Cuman ingin coba aja” Ucap Yuno sambil tersenyum. “Sering begini?” Tanya Juan menahan rasa cemburu di dadanya. Entah mengapa dia sangat tidak suka jika mengingat Yuno juga melakukan hal itu pada pria lain. “Enggak. Ini pertama kalinya. Ternyata gak buruk” Jawab Yuno jujur. Dia memang belum pernah menelan cairan itu sebelumnya. Baru dengan Juan lah dia mau mencoba hal aneh itu. Tanpa sadar Juan tersenyum senang. Dia senang mendengar hal itu. “Jangan lakukan itu dengan yang lain” Ucap Juan terdengar posesif. “Why??” Tanya Yuno bingung. “Ya bisa jadi yang lain itu kotor. Jangan pakai mulut mu dengan yang lain” Ucap Juan beralasan. Yuno mengabaikan perkataan Juan. Dia malas berdebat karena sudah tak sabar ingin merasakan lagi si ulat Alaska menerobos ke dalam dirinya. Yuno langsung menempatkan diri di atas Juan dan perlahan memasukkan si ulat Alaska ke dalam lubang belakangnya. “Ah~” Desis Yuno saat perlahan milik Juan masuk. Hingga sepenuhnya Juan masuk ke dalam tubuh Yuno. Rasanya begitu nikmat bercampur perih. Yuno berdiam diri mencoba menyesuaikan milik Juan terlebih dulu. Meski bukan pertama kalinya mereka melakukan itu namun tetap saja si ulat Alaska milik Juan yang lebih besar di banding ukuran normal pria lainnya membuat Yuno kesulitan menyesuaikan diri. Setelah dirasa sudah siap, Yuno mulai menggerakkan tubuhnya perlahan naik – turun hingga mereka berdua mengerang keras. Keduanya sama-sama mencapai pelepasan. Juan memeluk Yuno erat seolah takut kehilangan pria muda itu. “Jangan pergi. Jangan menjauh. Gue bilang ini bukan untuk merendahkan Loe. Tapi Gue akan wujudkan mimpi Loe jadi model terkenal” Ucap Juan dengan tulus. “Loe teman Gue. Tentu Gue akan selalu ada buat Loe” Ucap Yuno. “Teman?” Tanya Juan heran. Dia malah berkeinginan mengikat Yuno menjadi kekasihnya agar pria mud aitu tidak bermain dengan pria lainnya lagi. “Iya. Jangan katakana Loe mau jadi kekasih Gue. Gue gak bisa. Gue gak mau terikat hubungan apa pun. Cukup jadi teman Gue. Tapi kalau gak bisa maka jauhi Gue” Ucap Yuno tanpa ragu. Juan terpaksa mengalah kali ini. Dia hanya mengikuti keinginan Yuno dan akan mencari cara agar bisa membuat Yuno mau menjadi kekasihnya. “Baiklah. Kita teman. Jangan abaikan Gue. Kapan jam Gue hubungi Loe harus angkat telepon Gue. Kalau gak Loe bakal lihat Gue luka lagi” Ucap Juan mengancam. “Eh??? Kok gitu???” Tanya Yuno terheran. “Ya. Karena rasanya menyiksa kalau Loe abaikan Gue” Ucap Juan. Mata keduanya bertatapan hingga tanpa mereka sadari Scarletta sejak tadi berdiri di depan kamar yang tak tertutup pintunya itu. “Ekhem!! Udah kelar Kak Ju? Ini Sekar bawain obat” Ucap Scarletta. Yuno yang melihat Scarletta masuk langsung terburu-buru turun dari pangkuan Juan dan menutupi tubuhnya. Dia seperti anak ABG yang ketahuan tengah m***m dengan kekasihnya di pinggir sawah. “Tenang. Sekar gak peduli dengan yang kita lakuin” Ucap Juan yang paham Yuno khawatir. Meskipun Scarletta tau dia adalah seorang Gay tetap saja Yuno tidak nyaman jika Scarletta melihatnya dalam posisi seintim itu dengan sesama jenis. Terlebih pria itu adalah Juan, Boss mereka. “Ini Gue taruh sini ya obatnya. Tolong rawat Kak Ju ya Yuno. Pastiin dia sehat. Gue mau balik dulu ke rumah besar” Ucap Scarletta. “Ada masalah??” Tanya Juan yang tiba-tiba menjadi serius menatap Scarletta. “Tenang Kak. Gue bisa atasi. Kali ini Papa Sekar mau bantu ngomong sama Eyang kok” Ucap Scarletta menenangkan Juan. Juan tampak khawatir Scarletta akan mendapat hukuman dari Budirahardjo karena sudah membantu Juan pergi dari rumah itu. “Loe yakin?” Tanya Juan yang benar-benar cemas. Yuno terkejut melihat Juan yang begitu peduli pada Scarletta. Hal yang tidak pernah Yuno lihat selama mengenal Juan. Juan yang cenderung dingin dan tidak peduli dengan penderitaan orang lain kini terlihat mencemaskan Scarletta. “Tenang. Sekar udah nemu caranya kok Kak. Kak Ju gak akan di paksa lagi. Okey?” Ucap Scarletta penuh senyuman yang meyakinkan. “Jika ada apa-apa langsung hubungi Gue. Paham? Jangan biarkan Eyang memukuli Loe” Ucap Juan memerintah. “Iya-iya. Sana kalian reunion deh. Itu bahan makanan udah Gue beli. Nanti masak sendiri ya. Bye” Ucap Scarletta lalu pergi dari villa itu bersama sang sopir. Yuno masih menatap heran pada Juan. Dia bingung melihat kedekatan Juan dan Scarletta. Meski dia sudah sering mendengar jika Juan sangat dekat dengan asisten pribadinya – Scarletta dan hanya Scarletta satu-satunya staff wanita yang di ijin kan berdekatan dengan Yuno. Baru kali ini Yuno melihat secara langsung keduanya sangat akrab. Tatapan heran Yuno membuat Juan menatapnya kembali dengan penuh tanya. “Ada apa?” Tanya Juan. “Loe dekat banget sama Sekar ya?” Tanya Yuno penasaran. “Iya. Kenapa?” Tanya Juan lagi. “Enggak. Aneh aja. Loe terkenal gak mau berdekatan dengan siapa pun apalagi lawan jenis” Ucap Yuno jujur. Juan tersenyum mendengar kejujuran Yuno. “Iya benar. Hanya Sekar yang Gue ijin in di sisi Gue. Dia berbeda dari yang lainnya” Ucap Juan sambil tersenyum manis. Deg! Jantung Yuno kembali berdegup kencang melihat senyuman manis Juan yang sangat jarang bisa di nikmati itu. “Kisahnya panjang. Gue benci banget dengan kaum hawa. Bagi Gue mereka sama. Mereka semua makhluk hina dan perusak” Ucap Juan sambil menatap Yuno. “Kenapa?” Tanya Yuno semakin penasaran. “Mau dengar kisah crying boys?” Tanya Juan. Yuno semakin penasaran dengan perkataan Juan. . . Next Ep 22^^

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN