Empat - Seperti Kekasih

1162 Kata
Yuno dan Thanom duduk di balkon kamar sambil menikmati sekaleng bir di tangan masing-masing. “Jadi Loe di paksa pulang cuman buat nikah?” Tanya Yuno heran. “Iya. Jujur berat banget buat Gue. You know la Gue kagak punya nafsu sama sekali dengan cewek” Ucap Thanom jujur. “So, keluarga Loe tau kondisi Loe begini?” Tanya Yuno lagi. “Tau tapi demi nama baik dan kelangsungan keturunan katanya. Mereka cuman mau Gue punya penerus perusahaan” Ucap Thanmon. “Jadi Loe mau gimana? Gue juga gak bisa kasih nasehat soalnya Gue sendiri bakal bingung kalau di posisi Loe” Jelas Yuno. “Enggak apa-apa. Gue cuman butuh teman yang mau mendengarkan masalah Gue. Apalagi ini sensitive” Jelas Thanom sambil tersenyum. “Gue kirain Loe mau ngajak Gue enak-enak” Ucap Yuno meledek. “Sialan. Loe pikir otak Gue isinya paha berotot sama terong lemas doang?” Tanya Thanom sambal menjontor kepala Yuno. Keduanya kembali tertawa bersama. “Loe sendiri, apa mau terus begini? Loe tuh ganteng, juga Loe gentel loh Yun. Malah Gue di awal kenal Loe syok banget Loe mau jadi Botty Gue. Padahal gaya Loe sama sekali gak ada Botty-Bottynya” Ucap Thanom penasaran. “Panjang ceritanya. Intinya Gue juga enggak paham dengan kondisi Gue. Gue juga enggak nafsu sama cewek. Gue lebih doyan tampak ganteng maskulin kayak Loe. Tapi kalau suruh Gue jadi Top atau Vers emang Gue kagak bisa” Jelas Yuno. “Tapi yang seperti Loe jarang di Temukan. Loe bisa bersikap biasa, gak lebay jadi bikin Gue nyaman. Rata-rata botty terlalu menunjukkan dirinya seorang Botty dan jujur agak risi jalan bareng kalau di negara ini. Lain hal jika di negara asal Gue” Ucap Thanom memuji Yuno yang memang sangat rapi dalam bermain. Dia tidak pernah menunjukkan sikapnya sebagai seorang botty di public. Yuno tertawa mendengar penuturan Thanom. Tentu Yuno sendiri tidak ingin kelainan seksnya itu di ketahui public. Apalagi jika sampai terdengar di telinga kedua orang tuanya. “Apa pernah Loe takut jika ada yang tahu tentang Loe?” Tanya Yuno penasaran. “Tentang Gue? Maksud Loe tentang Gue yang yang Gay ini?” Tanya Thanom menatap Yuno. “Yeah, Something like that” Ucap Yuno. “Of course. Lebih tepatnya di negara ini. Loe tahu sendiri seberapa hina orang-orang seperti kita di negara ini. Bahkan di anggap seperti penyakit menular. Tapi jika di negara Gue si Gue bodoh amat. Lagian Bokap Nyokap Gue juga enjoy aja terima Gue yang memang Gay. Hanya mereka ingin punya keturunan dari Gue yang memang darah Gue. Bukan adopsian. Dan itu yang sulit” Jelas Thanom. “Ohhh” Yuno hanya ber-Oh ria. Perbedaan negara yang memiliki keterbukaan dengan orientasi seks masing-masing masyarakatnya tentu membuat orang yang tinggal di negara itu bisa menyesuaikan cara berpikir mereka. “Sepertinya Loe gak pernah mau cerita soal bagaimana Loe lebih memilih menjalani hubungan dengan cowok” Ucap Thanom. “Nothing special. Dan Gue juga enggak mau ingat lagi awalnya seperti apa. Yang penting sekarang Gue enjoy” Jawab Yuno sambil tersenyum. Senyuman Yuno menyimpan misteri masa lalunya yang membuatnya lebih nyaman memiliki hubungan dengan sesama pria. “Kalau Gue emang sejak kecil lebih nyaman dengan cowok. Sampai dewasa ternyata memang lebih menyenangkan berpacaran dengan cowok ketimbang cewek yang susah di mengerti” Jelas Thanom dengan santai. Selama mengenal Yuno memang membuat Thanom merasa nyaman dan akrab dengan Yuno sehingga apa pun yang terjadi pasti Thanom akan memberi tahu Yuno terlebih dulu. “Udah tidur yuk udah malam. Besok pagi-pagi Gue mau berenang” Ajak Yuno lalu bergerak masuk ke dalam kamar. “Okey” Jawab Thanom. Keduanya merebahkan diri di atas ranjang king size yang sangat nyaman itu. Thanom melepaskan semua pakaiannya menyisakan boxer saja. Thanom memang terbiasa tidur hanya mengenakan boxer. Tak lama kemudian keduanya masuk ke dalam dunia mimpi masing-masing. . Ruang kerja Juan~ Di sisi lain tampak Juan melihat isi map laporan dari Scarletta. Map itu berisi foto perselingkuhan tunangannya dengan pria tua yang masih menjadi kerabat Juan. Pria tua yang sudah memiliki dua istri itu tampak nya masih mengilai Wanita muda. Dan salah satu wanitanya adalah Bella - tunangan Juan. Juan menatap datar seluruh bukti yang dia terima. Tanpa ekspresi apa pun, dirinya terlihat sangat tenang. Namun di balik ketenangan itu Scarletta yakin Tuan Mudanya sedang merencanakan sesuatu yang mengerikan dan akan menghancurkan nama besar keluarga tunangannya. “Aturkan acara makan malam keluarga ku dengan keluarga Bella secepatnya. Sediakan pemutar film lengkap dengan speaker yang paling jelas suaranya” Titah Juan pada Scarletta. “Baik Tuan” Jawab Scarletta. Tanpa perlu di perintah dua kali oleh Juan, Scarletta sudah tahu apa yang harus di kerjakannya. Segera dia melaksanakan apa yang di minta Juan secepat mungkin sebelum Beruang Kutub itu berubah menjadi Hanoman. Sifat Juan sudah sangat di pahami Scarletta. Jadi tanpa diulangi maka Scarletta akan segera melaksanakannya sebelum Juan mengamuk. . . . Kamar Hotel~ Esok paginya, Jarum jam menunjukkan pukul 6 pagi. Yuno terbangun dari tidurnya. Terlihat sebuah tangan melingkar memeluk perut sixpack Yuno. Tentu saja Yuno tau tangan siapa itu. Thanom memeluknya dengan hangat dan erat sejak semalam. Yuno membiarkannya karena dia tau Thanom melakukan itu karena nyaman dekat dengan Yuno. “Sudah bangun?” Suara Thanom terdengar di telinga Yuno. “Ah. Apa Gue ganggu tidur Loe?” Tanya Yuno merasa tidak enak. “Tidak . Gue juga udah bangun. Mau sarapan dulu atau mau renang dulu?” Tanya Thanom. “Renang deh. Habis itu baru sarapan” Ucap Yuno. “Okey. Yuk mumpung jam segini lebih segar air kolam” Ucap Thanom. “Memangnya kolam udah buka jam segini?” Tanya Yuno heran. Setahu Yuno jam beroperasi kolam renang di hotel itu pukul 8 pagi hingga pukul 10 malam. “Lupa siapa Gue?” Tanya Thanom. Yuno menepuk jidatnya. Dia hampir lupa Thanom merupakan tamu VVIP di hotel itu. “Sorry. Gue lupa. Ya udah yuk. Eh gosok gigi dulu deh cuci muka. Muka bantal begini jelek keluar kamar” Ucap Yuno. Thanom tertawa melihat sikap Yuno yang memang sangat menjaga penampilannya kapan pun. Keduanya menggosok gigi bersama sambal sesekali bercanda dan menggoda. Pemandangan yang sangat romantis layaknya sepasang kekasih. Ah sayangnya Thanom belum berani meminta Yuno untuk menjadi kekasihnya. Selama ini Yuno hanya mau berteman dan menerapkan system One Night Stand alias ONS tanpa harus menggunakan hati dan perasaan. Thanom takut jika dia meminta Yuno menjadi kekasihnya , malah hal itu membuat Yuno marah dan menjauhinya. Thanom sudah terlanjur nyaman dan menyayangi Yuno melebih siapa pun. Baru kali ini Thanom sangat mencintai seseorang. Berbeda dengan mantan-mantan kekasihnya dulu. Itu karena Yuno yang memang sangat berbeda di depan public dengan saat hanya berduaan. Jika di tempat umum Yuno benar-benar seperti pria maskulin pada umumnya dan berlaku sebagai teman baik. Sedangkan jika sudah di ranjang dan berduaan itu tentu berbeda. Yuno benar-benar sexy dan menggoda. Thanom segera membuang isi pikiran itu sebelum dia tidak mampu mengendalikan si junior yang cenderung aktif di pagi hari itu. . . . Next ep 5..
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN