Tegas Menolak

1116 Kata
Denzel masih berdiri di ruang tamu dengan tatapan tegas, menolak keras rencana perjodohan yang orang tuanya rencanakan. Raut wajahnya terlihat tegang, dan ia berbicara dengan mantap, "Aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak dapat menikahi seseorang yang dipilihkan dengan cara kuno ini dan tak ada cinta di antara kami. Lagipula aku sudah memiliki Hanna, Mom." Orang tua Denzel, khususnya ibunya—Lea, terkejut mendengar penolakan tersebut. "Tapi ini adalah janji yang telah mommy katakan pada Cindy—ibu Cyril— kala itu," kata Lea dengan nada lembut, mencoba meyakinkannya dan percayalah bahwa Lea juga merasa bersalah pada Denzel atas keputusan ini. Namun, Denzel tetap kukuh pada pendiriannya. Dia merasa bahwa perjodohan adalah tradisi kuno dan tidak sesuai dengan visinya tentang kebebasan dan cinta sejati. Keputusan ini tidak hanya memicu ketegangan di rumah, tetapi juga di dalam hati Denzel sendiri. Cyril, gadis yang dipilihkan untuknya, yang mendengar penolakan Denzel, terlihat kecewa dengan ekspresi campur aduk di wajahnya. Denzel bisa melihat rasa kecewa dan marah di matanya. Keluarga Denzel masih ada di sana semuanya dan melihat situasi rumit ini namun tak bisa memberikan sarannya yang semua itu dipegang penuh oleh sang ibu. "Cyril, ini bukan tentangmu. Ini tentang prinsip dan kebebasanku memilih cinta sejati. Aku tak bisa menerimamu dan menolak perjodohan ini. Maaf," ujar Denzel mencoba menjelaskan. Cyril tetap terdiam, kemudian mengeluarkan cerita bagaimana dia menjalani hidupnya selama ini hingga akhirnya menemukan surat perjodohan itu yang menjadi penerang di kala dirinya sudah putus asa. "Bisakah kau melihat ini dari sudut pandangku? Aku tumbuh di desa terpencil, tempat satu-satunya cara untuk meninggalkannya adalah dengan menggunakan bis dan kapal ilegal hingga akhirnya sampai kemari. Perjalanan yang panjang dan penuh risiko telah aku lakukan sendirian tanpa siapapun. Melihat surat itu membuatku seperti melihat cahaya kebebasan dan kemenangan yang mungkin bisa merubah hidupku," cerita Cyril dengan nada getir. Denzel terdiam, mencerna cerita tersebut. Dia tidak pernah menyadari perjuangan dan kesulitan yang harus dihadapi Cyril untuk sampai ke tempat mereka berada sekarang, namun Denzel tetap tak ingin menerima perjodohan itu. "Aku tidak tahu kalau perjalananmu sejauh itu dan begitu sulit bagimu," ujar Denzel, tatapannya berubah menjadi menjadi kasihan. Cyril melanjutkan, "Dan sekarang, ketika aku berpikir aku bisa menemukan cinta di tempat yang baru, aku dihadapkan pada kenyataan bahwa pilihan ini bukanlah milikku." “Kami bisa membantumu tanpa harus ada pernikahan. Aku sudah memiliki kekasih dan kami akan bertunangan. Kuharap kau mengerti hal ini, Cyril. Cyril menggigit bibirnya dan ekspektasi tingginya kamarin langsung hancur berkeping akibat penolakan Denzel. “Maaf, Cyril. Ini semua salah Aunty. Aunty tak tahu akan menjadi serumit ini akhirnya. Kau akan menjadi bagian dari kami meskipun mungkin perjodohan ini batal. Kau akan menjadi anak kami juga di sini. Aku pastikan hal itu,” kata Lea yang akhirnya menerima keputusan Denzel dan tak ingin memaksanya lagi. Dan Lea rasa ini adalah keputusan yang adil karena dia masih bisa menjaga Cyril meskipun Denzel tak akan menikah dengan Cyril. Cyril terdiam dan masih membeku di tempatnya berdiri. Wajah lusuhnya dan juga pakaian kumalnya semakin membuat dirinya terlihat menyedihkan. Cyril kemudian memundurkan langkahnya dan berbalik pergi tanpa mengatakan apa pun. “Cyril, tunggu!” panggil Lea dan berlari menyusul Cyril. Julian pun ikut mengejar Cyril. “Kak, kejarlah,” ujar Killian yang ada dibelakangnya. “I can’t. Aku tak memulainya jadi ini bukan urusanku,” sahut Denzel. “Dia terlihat menyedihkan,” kata Vivyan—anak bungsu Julian— sambil menggelengkan kepalanya. “Tapi, Kak. Setidaknya bantulah mommy untuk menjelaskannya. Aku bisa mengerti apa yang dirasakan mommy saat ini. Mommy pasti berpikir Cyril menganggapnya sedang mempermainkannya dengan mendukung keputusanmu untuk tak melanjutkan perjodohan kuno ini,” jawab Lilian—adik Denzel yang merupakan anak kedua dari Julian dan Lea. Namun Denzel memutuskan untuk pergi dari mansion dan pulang ke mansionnya sendiri. * * “Cyril, tunggu!” teriak Lea dan mengejar Cyril hingga menarik tangannya. Cyril terlihat menangis dan mengusap air matanya. Suara sesenggukan penuh kegetiran mulai terdengar. Lalu Lea memeluk Cyril dan mengusap punggungnya. “Maafkan, Aunty,” kata Lea. “Tidak, ini salahku yang terlalu mempercayai surat omong kosong itu. Ini bukan salahmu, maaf. Seharusnya aku tak datang kemari,” jawab Cyril dan melepaskan pelukan Lea. “Cyril, itu bukanlah omong kosong. Ayahmu sendiri yang memutuskan semua hubungan ini sejak awal. Ini bukan salah kami dan kami masih bisa menjagamu tanpa adanya hubungan pernikahan di antara kau dan Denzel,” kata Julian akhirnya. “Ya, aku mengerti. Maaf, aku akan pergi saja,” jawab Cyril yang kembali mengusap air matanya. “Tidak, aku tak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Kau akan menjadi putri keluarga ini, Cyril,” kata Lea. Cyril menggeleng. “Aku tak bisa, maaf, karena bukan itu kesepakatannya. Aku pergi, dan maaf sudah membuat kehebohan dalam keluarga ini,” jawab Cyril dan berbalik pergi. “Cyril!” panggil Lea. Cyril tak mengindahkan paggilan itu dan tetap melangkah pergi. “Cyril, berhenti!” kata Lea dan akhirnya Denzel yang baru saja datang di halaman depan langsung menarik tangan Cyril. “Ikuti kata-kata orang tuaku. Tinggallah di sini, oke?” kata Denzel. “Tidak,” jawab Cyril tanpa ekspresi. “Lalu apa maumu?” tanya Denzel. “Menikah denganmu adalah tujuanku karena itu adalah wasiat dari ibuku. Jika kalian menolakku, maka aku tak akan memaksa kalian dan pergi dari sini,” jawab Cyril dan melepaskan tangan Denzel. Cyril membenarkan letak ransel lusuhnya dan berjalan ke arah gerbang yang cukup jauh. Julian melihat celana jeans yang dipakai Cyril tampak basah. Dan jalannya terlihat sedikit pincang meskipun hampir tak terlihat. “Tunggu!” Julian berjalan menghampiri Cyril. Namun Cyril tetap saja berjalan dan tak berhenti. “Cyril! Berhenti!” teriak Julian dan Lea juga mengikuti Cyril meskipun dia tak tahu apa yang akan dilakukan oleh Julian pada Cyril yang ternyata cukup keras kepala itu. Hingga akhirnya Julian memegang bagu Cyril dan membuat langkahnya berhenti. “Ada apa lagi?” tanya Cyril. “Kakimu terluka?” tanya Julian. Cyril tak menjawab dan Lea mengerutkan keningnya sambil melihat ke arah kaki Cyril yang tertutup jeans belel berwarna gelap. Lea berjongkok dan menyingkap celana Cyril di bagian paling bawah. “Oh my God, apa yang terjadi pada kakimu, Cyril?” tanya Lea ketika melihat betis Cyril yang terbalut perban panjang yang sudah basah karena darah. Cyril memundurkan langkahnya. “Ini bukan urusan kalian,” jawab Cyril dan berbalik pergi. “Denzel! Bisakah kau membawanya ke dalam?” kata Julian. Cyril berbalik dan melihat ke arah mereka bertiga. “Aku bukan tanggung jawab kalian, jadi jangan menolongku,” kata wanita itu. Denzel akhirnya maju dan menarik tangan Cyril lalu mengangkat tubuhnya hingga akhirnya tubuh itu terpanggul di bahunya. “What are you doing?” teriak Cyril ketika kini keadaan tubuhnya terbalik di bahu Denzel hingga membuat ranselnya jatuh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN