Denzel duduk tenang di tepi ranjang menunggu Cyril yang masih diobati oleh Dokter, dan mendapat perawatan.
Wajahnya mencerminkan banyak tanya yang mendalam, yang menggelayut di pikirannya.
Ponselnya tergeletak di pangkuannya, mata tajam ta terus menatap pada Cyril yang hanya diam saja sambil meringis menahan rasa sakitnya.
Setelah sekian lama dokter menyelesaikan pekerjaannya. "Done. Kau memerlukan istirahat yang cukup, Cyril."
Cyril hanya diam dan melihat ke arah Denzel. "Sampai kapan kau akan melihatku? Kau ingin melihat aku memakai bajuku juga?" kata Cyril.
Lalu Denzel beranjak dari tepi ranjang lalu bersama dokter—melangkah keluar dari kamar.
*
*
"Bagaimana keadaannya?" tanya Lea yang melihat dokter dan Denzel keluar dari kamar.
"Dia sudah kuobati dan membaik, Lea. Aku pergi dulu dan tadi aku akan memberikan resep obat pada kalian nanti untuk diminumkan padanya," kata Dokter.
Lalu dokter itu pun pergi. Raut wajah Denzel tampak terlihat sedikit bingung.
"Ada apa, Denzel? Dia baik-baik saja, bukan?" tanya Lea.
"Sebaiknya kita periksa dulu latar belakangnya, Mom. Meskipun dia adalah anak sahabat mommy, tapi sepertinya dia bukanlah wanita biasa. Tak hanya kakinya, tapi punggungnya juga penuh luka.” Denzel menjelaskan.
Di sana, Cyril terlihat berada di dekat pintu dan mendengar apa yang dikatakan oleh Denzel.
Wajahnya masih pucat, namun matanya menatap tajam ke arah Denzel.
"Dia pasti mengalami penderitaan sebelumnya Denzel, dan kita harus menjaganya," jawab Lea.
"Ya, aku tak masalah dengan hal itu. Hanya saja sepertinya dia adalah wanita yang keras kepala dan sangat liar.” Denzel ragu bahwa Cyril adalah wanita baik-baik.
"Aku akan memeriksa dari mana dia tiba kemarin dan mulai menyelidikinya," jawab Julian.
"Ya, itu lebih baik sebelum membiarkan dia masuk ke dalam keluarga kita. Kita harus tetap waspada sekalipun dia adalah anak dari sahabat Mommy dan Daddy. Apalagi kalian sudah lama tak bertemu dengannya dan tak tahu bagaimana kehidupannya selama ini." Denzel mengutarakan pendapatnya.
Tak lama kemudian, Cyril membuka pintu dan keluar dari kamar. Lea melihat ke arah Cyril dan menghampirinya.
"Cyril, bagaimana perasaanmu?" tanya Lea dengan nada khawatir.
Cyril tersenyum tipis, "Sudah lebih baik, Aunt. Dokter bilang aku perlu istirahat, tapi aku harus segera pergi."
Lea menggeleng, tanda bahwa dia tak setuju dengan keputuaan Cyril.
"Kau akan ke mana, Cyril? Kau butuh istirahat sekarang. Aku tak akan membiarkanmu pergi."
Cyril menggenggam tangan Lea, "Aku harus pergi, dan maaf atas sikap kasarku tadi. Aku tak sopan pada kalian. Aku tak bisa di sini."
Denzel merasa keheranan, namun dia tahu Cyril adalah sosok yang penuh rahasia.
Lea, ibu Denzel, berusaha merayu Cyril untuk tinggal. Namun, Cyril tetap ingin pergi dari sana karena menurutnya akan percuma jika dia tak menikah dengan Denzel karena itulah yang diinginkannya.
Baginya, tinggal di mansion Kingsford tanpa hubungan resmi dengan Denzel bukanlah pilihan yang dia inginkan meskipun Lea dan Julian berniat mengangkat Cyril sebagai anak secara hukum.
Cyril ingin lebih dari sekadar menjadi bagian dari keluarga Kingsford, dia menjadi istri resmi Denzel sesuai dengan perjanjian perjodohan yang disepakati oleh Lea dan Cindy.
“Maaf, aku sudah membuat keributan di keluarga ini. Seharusnya sejak awal aku tak datang. Hidup terus berjalan dan tak mungkin sesuatu yang telah lama disepakati akan tetap berlaku seiring berjalannya waktu,” lanjut Cyril dan berjalan pergi dari mereka.
Cyril berjalan dengan kaki sedikit terpincang menuju ke arah pintu. Cyril mencari di mana ranselnya jatuh tadi.
Lea tak bisa membiarkan hal ini dan dia melihat ke arah Denzel. “Angkat dia dan kembalikan ke kamar jika tak bisa dengan cara baik-baik,” kata Lea pada Denzel.
“Killian! Kau saja,” kata Denzel melihat ke arah adiknya.
“Tidak, itu bukan urusanku, Kak. Kau yang dipilih mommy.” Killian mengedikkan bahunya dan pria itu berjalan masuk kembali ke kamarnya.
“Jangan aku,” ucap Gary ketika Denzel melihat ke arah adiknya itu.
“Denzel, cepat lakukan!” perintah Lea yang tentu saja tak bisa dibantah.
Denzel berdecak dan akhirnya berjalan menyusul Cyril ke luar. Tanpa basa basi pria itu langsung memanggul Cyril lagi dan membuat wanita itu kaget dan berteriak kesakitan karena punggungnya yang terluka.
“LET ME GO! Kau menyakiti tubuhku!” bentak Cyril.
“Maaf, ini hanya sebentar karena kau tak akan mengikuti perintah kami untuk tak pergi dari sini,” jawab Denzel.
Denzel akhirnya masuk ke dalam mansion dan memasukkan Cyril ke dalam kamar tamu tadi.
“Maaf, Cyril, aunty hanya ingin kau berada dalam perlindungan kami. Kau terlalu keras kepala,” kata Lea ketika Denzel melewatinya dengan masih memanggul Cyril.
Sesampainya di kamar, Denzel menurunkan Cyril ke ranjang. Cyril mengumpat pelan dan duduk di ranjang itu.
“Diamlah dan jangan memberontak, mengerti!” tegas Denzel dan keluar dari kamar tamu.
Wanita itu hanya diam saja lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Lalu matanya menatap ke arah langit-langit.
Pandangannya menerawang dan pikirannya entah ke mana saat ini. Tak lama kemudian matanya menutup perlahan karena efek obat yang tadi diberikan oleh dokter.
*
*