“Kamu kenapa tidak bilang kalau bekerja di kantor ini?” tanya Fadan menoleh sesaat melihat Monalisa yang saat ini tersenyum dan menundukkan kepala. “Sukseskan kejutan dari aku?” tanya Monalisa balik. “Kejutan? Ada-ada saja kamu,” geleng Fadan. “Yang penting kan aku kerja di kantomu,” kekeh Monalisa. “Tapi, kamu harus ingat ya, kalau aku masuk kerja di sini atas prestasiku sendiri, bukan karena kamu adalah temanku.” “Iya iya. Selamat,” kata Fadan mengangguk. Fadan duduk dikursi kerjanya dengan helaan napas halus, sang sekretaris bernama Dania langsung menyuguhkan kopi untuk atasannya. “Lalu kenapa kamu masih di sini? Apa kamu tidak mau bekerja? Atau berkenalan dengan teman-teman kamu?” “Hehe. Aku malas ah. Bentaran doang,” kekeh Monalisa. “Lagian masih ada berapa menit.” “Kamu ini,”