"Qi, mau enggak kamu jadi istri aku?" Ungkapan ini bukanlah ungkapan pertama kali yang diucapkan oleh Rayza. Sungguh terlalu sering bahkan sanggup membuat Qiran sangat hapal bagaimana Rayza mengucapkannya. "Kamu yakin mau sama aku?" Tanya Qiran menatap wajah Rayza. "Aku yakin. Sangat yakin malah. Kalau kamu mau, aku akan segera ajak keluarga aku untuk melamar kamu. Urusan nikahnya nanti setelah kamu lulus kuliah pun enggak masalah," ucap Rayza berusaha meyakinkan gadis yang dicintainya. Qiran justru mendesah lelah. Sungguh Qiran bingung. Dia merasa terlalu muda untuk membicarakan hal terkait pernikahan. Qiran tidak yakin bisa menjadi istri yang bijak saat menikah. "Ayo dong, De. Please jawab. Please terima. Aku jujur sama perasaan aku ke kamu. Aku cinta sama kamu, aku yakin kamu adala