Diadopsi

355 Kata
Panti Asuhan – Harapan Bunda berada di bilangan Jakarta Selatan, berdiri di sebuah rumah besar dengan model besar bergaya kolonial, warisan orang tua dari Ratih Suryadiredjo. Harapan Bunda awalnya didirikan karena Ibu Ratih menginginkan rumah besar warisan orang tuanya menjadi manfaat bagi anak-anak terlantar atau anak yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai anak-anak itu. Ada 15 anak disana saat bayi Kirana dirawat di Panti. Kirana, bayi mungil menjadi anak asuh menjadi kesayangan para Bu Ratih dan para pengasuh di Panti. 1991, Jakarta Sandra dan Nico, pasangan muda dari keluarga Atmadja, yang sudah menjalani pernikahan bertahun-tahun belum diberikan buah hati. Sandra dan Nico mendapat info kalau Panti Asuhan – Harapan Bunda memiliki anak dan bayi untuk dapat mereka adopsi. Mereka berkunjung ke Panti Asuhan setelah kepulangan mereka dari Amerika dan sudah beberapa kali mereka datang berkunjung. Memang tidak mudah untuk menjadi orang tua asuh dan mengadopsi salah satu anak dari Panti Asuhan tersebut. Karena diperlukan keseriusan dalam mengadopsi anak, dan salah satu syarat yang dberikan Bu Ratih selaku pemilik Panti, calon orang tua harus berkunjung setiap minggunya sampai Bu Ratih yakin untuk melepas anak yang diasuhnya. Setiap kali berkunjung, Sandra selalu membawa mainan atau keperluan untuk bayi dan anak-anak di Panti. “Selamat pagi Bu Sandra, Bu Ratih memberikan salam kepada Sandra yang sedang menemani Kirana bermain. “Pagi Bu Ratih, apa kabar bu?, Sandra berdiri dan bersalaman dengan Ibu Ratih. “Terima kasih Bu Sandra, sudah mau datang kembali dan bermain bersama anak-anak kami di sini, ucap Bu Ratih ke Sandra. “Iya bu… saya pun senang bisa main bersama mereka di sini, kata Sandra sambil tersenyum. Bu Ratih melihat hari ini Bu Sandra membawakan mainan untuk Kirana. Usia Kirana genap 1 tahun, saat itu pasangan muda dari keluarga Atmadja menyampaikan keinginannya untuk mengadopsi Kirana sebagai putri mereka. Ibu Ratih, menyampaikan kepada Sandra dan Nico bahwa ada syarat yang harus dipenuhi untuk mengangkat Kirana sebagai putri mereka. Setelah syarat legalitas sudah dipenuhi, Ibu Ratih memberikan surat yang dia temukan di keranjang rotan bersama bayi Kirana. “Berikanlah surat ini kepada Kirana jika dia sudah dewasa, surat ini dari ibunya Kirana,” ucap Ibu Ratih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN