Tigabelas

1908 Kata

Malam ini Radja pulang larut lagi. Karna promosi yang Panji dan Kaisar lakukan, sekarang ada banyak beberapa perusahaan yang ingin bekerjasama dengan perusahaan miliknya. Masuk kerumah utama, berjalan sambil tangannya sibuk mengendorkan dasi. Cukup terkejut saat melewati ruang tv. Karna Yana tertidur disofa dengan tv menyala. Mendekati istrinya, menatap wajah imut yang terlelap dengan menggenggam remote tv. Sudut bibir terangkat membentuk lengkungan senyum. Apa dia menungguku sampai tertidur disini? Batin Radja. Menyenggol lengan Yana dengan pelan. “Na, Yana. Bangun.” Ucapnya lirih. Perlahan Yana membuka mata, langsung terbuka lebar saat wajah Radja berada tepat diatas wajahnya. Mata mereka bertemu menimbulkan detak jantung yang menyepat. Radja bisa mendengarkan bunyi detak jantung Yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN