Limabelas

1902 Kata

“Kai,” sapa Radja tertahan. Kai yang duduk dengan punggung bersandar di sofa, menoleh kearah datangnya suara. Melempar senyum kearah kakak semata wayangnya. “Nih, aku beliin martabak kesukaan kamu.” Menaruh kresek yang dibawanya diatas meja. Kai segera beranjak mendekati Radja. Yana keluar dari dapur dengan tiga gelas teh hangat. Meletakkan nampan diatas meja, mendekati suaminya dan meminta tangannya untuk disalami. Lalu mencium punggung tangan Radja dengan takzim. Kai melirik perlakuan Yana dengan tatapan tak suka. “Aku ambil piring ya. Ini teh nya diminum dulu mas, Kai.” Menatap Kai dan menyodorkan segelas untuknya. “Makasih mbak.” Melirik Yana sekilas sambil mengedipkan satu matanya. Yana cuek, berlalu kembali ke dapur ngambil dua piring kosong. Memindhkan dua box martabak kesukaa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN