Bryan bermain dengan kedua anaknya. Yang baru dijemput di rumah mertuanya, mereka pulang baru sekitar tiga jam yang lalu. Setiba di Jakarta mereka langsung menjemput Dhafin dan Dhafa, anak kembar yang membuat rindu. Dhafin berjalan mengambil sebuah mobil. Dengan bertepuk tangan, sekali-kali menghisap jempolnya. Sedangkan Dhafa asyik dengan televisi, menampilkan film kartun bocah kembar botak, yang dari dulu masih segitu-gitu saja besarnya. Bryan merasa tenang memperhatikan kedua anaknya. Sebuah anugerah terindah yang dimiliki oleh dirinya, bisa berkumpul dengan keluarga tercintanya. Sancan akan ke rumahnya nanti malam, membawa rekaman dari suara Melodi sahabatnya. "Woy! Kamu nggak usah mikirin yang aneh-aneh. Lagian, semuanya akan berjalan sesuai kehendak-Nya."Kelvin mengambil duduk d