“Ke sini dulu ya Kak,” Tari mengetuk kamar serta langsung membuka pintunya tanpa menunggu jawaban dari dalam.
“Ayok Kak masuk,” ajak Tari tanpa ragu. Teddy melihat sosok lelaki gagah terbaring di brankar dengan botol infus dan kantung darah tergantung. Teddy sepertinya pernah lihat lelaki itu. Bukankah itu bossnya Tari? Ya Teddy ingat, Ichwan nama lelaki itu.
“Assalamu’alaykum,” sapa Tari lembut. Teddy lihat Tari menurunkan empat cup puding di meja pasien.
“Koq diem? Enggak jawab salamku?” tanya Tari sambil mencium pipi lelaki yang sedang terbaring dengan lembut.
Aaaaaah, hati Teddy teriris melihat mantan tunangannya mencium pria lain.
“Sini Kak, habis ini kita ke ruangan keponakanku,” Tari meminta Teddy untuk mendekat.
“Assalamu’alaykum pak Ichwan, Anda sakit? Semoga cepat sembuh
