“Jadi begini Pi, perempuan itu yatim piatu. Dia tinggal di rumah pakleknya. Tapi bibiknya jahat. Dia dua kali dijual ke pelang-gan. Sehingga dia hamil. Saat itu dia masih kelas tiga SMA. Bukannya ngegugurin, dia bertekad mempertahankan janinnya. Dia terus sekolah walau juga kerja. Karena dia butuh uang buat biaya sekolah, transport dan makannya. Dia cari makan sendiri Pi. Pakleknya enggak tahu kelakuan istrinya dan perempuan ini enggak pernah mengadu,” Teddy membuka latar belakang Syifa. “Dia tangguh. Dan aku kagum. Aku bantu saja enggak mau. Dia sekarang kuliah dengan beasiswa. Dia kerja di panti asuhan di Bandung. Melihat ketegaran dan tekadnya aku langsung merasa sangat rendah dibanding dia. Aku sangat kagum. Akhirnya entah bagaimana kemarin langsung saja aku minta dia jadi istriku. Da