Rumah Tanpa Perempuan : Part 2

1923 Kata

"ASEEEEK!" Tuh bocah udah heboh pagi-pagi. Wira yang sedang mengunyah roti hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuannya yang tiada batas itu. Namun acara mengunyahnya berhenti ketika cengiran dan tangan yang menengadah tepat di depan mata. "Bensin Ardan habis, pa. Terus nih, pa, Ardan belum beli parfum. Ini aja, Ardan pakek parfumnya Dina. Nih pa, cium!" tuturnya seraya membuat papanya untuk mengendus-endus badannya tapi Wira mengelak. Lelaki itu tak mau ambil pusing, jadi langsung mengeluarkan dompet. Lima lembar merah langsung raib karena Ardan tanpa menunggu, langsung mengambil lembaran itu lantas menyimpannya disaku. Kemudian dengan sepenuh hati menyalami tangan Wira dan berangkat kuliah tanpa sarapan dengan alasan bisa sarapan di kampus. Bocah itu bersiul-siul girang meni

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN