Bab 10. Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Part 2)

1133 Kata
Tia mengurungkan niatnya kembali ke api unggun. Di bawa langkahnya ke tenda. Tia masuk ke dalam tenda dengan membawa sakit yang entah apa rasanya. Mungkin inilah kenapa Ibu melarang Tia punya kekasih disaat masih sekolah, Ibu mencoba melindungi Tia dari rasa sakit ini.... "Ibuuuu..." Isak Tia. Suasana di api unggun masih ramai dan semakin seru manakala para Pembina menyumbangkan acara tebak-tebakan yang membuat semua Siswa aktif mengikutinya. Halimah nampak celingukan, Dia mencolek Santi. "San, Aku kok gak liat Tia, kemana ya?" Santi pun ikut mencari pandangannya. "Iya ya, Aku juga baru ngeh. Kita cari ke tenda yuk, kali aja Tia ke tenda." Mereka pun bergegas, tapi sebelumnya Santi berpamitan pada Sri, dan Sri mengangguk. Tia merebahkan tubuhnya serelax mungkin mencoba melepaskan himpitan yang begitu menyiksa. Terlihat dari bayangan tenda ada orang menuju kemari, buru-buru Tia bangun dan pura-pura melulurkan minyak kayu putih ke kakinya. "Nah ini Dia orangnya." Kata Santi. "Tia, kok gak bilang-bilang sih kalo mau ke tenda? Kamu sakit? bau minyak kàyu putih nih." Tia hanya menggeleng. "Gak kok, tadi Aku kebelet pipis abis ketawa mulu tadi liat Kak Sardi duet sama Sri, dari toilet Aku kesini." bohong Tia. "Ooohhh." Kompak Santi dan Halimah. "Ayo cepet pake lagi sepatu mu, Kita balik ke api unggun." ajak santi. Sebenarnya Tia enggan balik lagi kesana, tapi Tia gak boleh ketahuan oleh siapapun tentang masalah ini. Tia bergegas memakai sepatu, dan Kami pun beranjak balik ke api unggun. Ternyata permainan Pembina belum selesai, acara berikutnya Pembina mengocok nama semua anggota regu dan Kakak Pembina yang sudah dimasukan ke dalam toples. 2 nama sudah di dapat, sebelum dibaca Pembina menyebutkan apa yang akan dilakukan oleh kedua nama itu nantinya. Mereka harus berjoget sesuai irama musik yang akan diputar, tak seorangpun tau musik apa yang akan diputar nantinya. "Rina dan Sobri!!" itu lah 2 nama yang disebut panitia. Rina dan Sobri maju ke depan dan panitia menyetel musik ternyata yang keluar musik alunan jawa dengan gamelan. Mereka berdua harus mengikuti alur musik tersebut Sontak Kami semua tertawa terpingkal-pingkal, melihat adegan tersebut. Kemudian Pembina mengeluarkan 2 nama kembali, ternyata yang keluar nama Sri dan Kak Sardi. Sontak regu Kami ber kooorrr.... "Ciieeeee.... tuuuhhh kaaaaannn... hahahaha." Sri langsung melotot ke arah Kami. Pembina memutar musik ternyata yang terdengar musik Rok lagu metalica. Silahkan bayangkan sendiri ya, ulah Kak Sardi dan Sri yang bergaya ala ala Rocker. Kemudian panitia mengambil 2 nama kembali. "Yasin daaaaann.... eng ing eng." Kata Pembina. "Waaduuuuhhhh." Gumamnya. "Kayaknya emang jodoh nih, hahahaha... Yasin dan Tia!" Tia terperanjat hendak melarikan diri tapi ditahan oleh Santi. "Harus konsekuen dooong." Kata Santi. Tia maju, demikian dengan Yasin. Kemudian Pembina memutar musik dan ternyata yang keluar musik dansa. "OMG.." Gumam Tia. Yasin tersenyum pada Tia dan bergaya seperti seorang pangeran yang meminta ijin pada seorang putri untuk mengajak berdansa, sontak semua orang yang ada disitu bersorak dan bersiul. "ciee... ciiiee... ciieee... suit... suiiìtt... suiiittt." Tia ragu untuk melangkah, kepalanya pusing. Baru saja Yasin hendak memegang tangan Tia, tubuh Tia ambruk. Tapi dengan cepat Yasin menangkap tubuh Tia. Semua orang yang ada di situ langsung mengerumuni Kami, Kakak Pembina langsung melerai kerumunan itu. KaK Sardi memerintahkan untuk kembali ke tenda masing-masing. Tia digendong oleh Yasin menuju tenda Pembina yang memang sangat luas dibandingkan tenda Kami. Santi, Sri dan Halimah mengikuti. Kakak Pembina menyuruh Yasin membaringkan tubuh Tia di tenda. Sri melepaskan sepatu Tia, Halimah menggosok-gosokan telapak tangan Tia dengan minyak kayu putih. Kakak Pembina meminta Yasin, Santi dan Sri balik ke tenda masing-masing biar Halimah yang menemani, tapi Yasin enggan beranjak. Kak Sardi hanya menggeleng. Tak lama Tia pun tersadar. Halimah menyodorkan air hangat dan Yasin memegang punggung Tia. Tia segera bangun walau rasanya kepala ini berat untuk diangkat. Kak Sardi menanyakan keadaan Tia. "Kamu lagi kurang sehat Tia?" Tia menggeleng. "Aku gak apa Kak, cuma gak tau tiba-tiba kok gelap terus Aku gak tau lagi. Tapi sekarang Aku udah gak apa kok.." bohong Tia. padahal Tia ingin cepat-cepat menghindari Yasin. Ingatan Tia kembali kepada perkataan Rina, bahwa Dia mengandung anak Yasin. Sebisa mungkin Tia menutupi kegalauannya. Halimah memijit leher Tia. Tia mengambil minyak kayu putih dari tangan Halimah dan memoles nya pada keningnya. Tia berkata: "Kak, boleh kan Tia kembali ke tenda?" pada Kak Sardi. "Apa kamu beneran gak apa?" Tanya Kak Sardi. Tia mengangguk. Yasin hendak membantu berdiri tapi cepat-cepat Tia menepisnya. "Aku gak apa. Aku sama Halimah aja, gak enak diliat yang lain." Tia memberi alasan. Yasin sempat terpana oleh tindakan Tia. "Apa yang terjadi dengannya? kenapa sikapnya berubah?" Gumam Yasin. Halimah mengantar Tia balik ke tenda, tak sengaja tatapannya beradu dengan Rina. Dia melotot dan mengepalkan tangannya. Segera Tia buang pandangannya jauh ke depan. Sesampainya di tenda, teman-teman regu Tia menghampiri. Menanyakan keadaan Tia. "Tia, Lo gak apa kan?" kata Yeni. Tia tersenyum sambil mengangguk. "Untuk sementara posisi Ketua regu Aku serahkan pada Santi." Tia mengumumkan. Mereka mengangguk dan Santi langsung bersiap dan memberi hormat. "Siap komandan." Tia tertawa diikuti oleh yang lain. Terdengar suara toa dari Kakak Pembina. "Ketua regu diharap berkumpul di depan Tenda Kakak Pembina." Santi pun segera berlalu. 15 menit kemudian Santi kembali, dan memberitahu tugas yang diberikan Kakak Pembina. Malam ini Kami beristirahat. 2 orang berjaga secara bergantian di depan tenda masing-masing. Tia membagi tugas. "2 orang pertama yang berjaga Santi dan Yuni. 90 menit kemudian digantikan Aku dan Yeni." Tiba-tiba Santi menyela. "Gak.. gak.. gak.. Untuk malam ini Tia istirahat. Kamu kan lagi kurang sehat." Kata Santi tegas. Yang lain setuju. "Baiklah kalau itu mau Kalian." kata Tia. "Iya karena besok masih banyak kegiatan yang tentunya Kita sangat butuh tenaga dan pikiran Tia." lanjut Santi. Yang lain mengangguk. "Baiklah. Nanti Yeni berjaga dengan Sri selama 90 menit, Halimah dan Linda selanjutnya. Pas jam 4.30 Kita bersiap-siap shalat subuh." Tia menginstruksi. Mereka pun menempati tugas masing-masing. Santi dan Yuni berjaga, yang lain istirahat. Adzan subuh sudah berkumandang, Kami sudah bersiap melaksanakan shalat subuh secara bergantian. Setelah shalat subuh toa pembina terdengar: "Ketua Regu harap berkumpul di depan tenda Pembina!" Santi segera berlari menuju tenda pembina. 10 menit kemudian Dia kembali dan membaca seluruh kegiatan hari ini. "Sebagian mengikuti senam ya." Katanya. "Sebagian lagi bikin sarapan ya. Jam 8 Kita udah harus siap-siap untuk kegiatan tali temali." Serangkaian Tugas dan Acara Kami lalui, waktu sudah menunjukan pukul 16.00. Kami sudah kembali ke tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan untuk kegiatan mencari jejak jam 22.00 nanti. Kami memasak menyiapkan perbekalan untuk acara nanti malam sambil bercanda, tak ada di regu Kami yang berkeluh kesah. Semuanya dengan senang hati melakukan tugasnya masing-masing. Sedang asik-asiknya Kami bersenda gurau terdengar kegaduhan di tenda Regu Anggrek. Regunya Rina, yang terdiri dari Irma sebagai ketua regu, Rina wakil, Lusi, Indri, Dina, Susi dan Dian. Mereka berteriak seperti sedang bertengkar. Mendengar itu Kakak Pembina menghampiri. Tia dan teman-temannya hanya melihat dari tenda. Santi berlari mencari tahu ada kejadian apa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN