Albert menepis tanganku begitu saja yang sangat erat mencengkram tangannya, pandangan suamiku kembali beralih pada Robert. Dengan kejamnya Albert memukulinya, kondisi adik iparku jauh dari kata baik. Aku menarik tangan Albert sekencang mungkin agar tangan kanannya berhenti memukuli Robert. “Hentikan, Albert!” Bentakku begitu kencang hingga tenggorokanku terasa sakit. Tanpa menatapku Albert mendorong tubuhku dengan membentangkan tangan kanannya di depan dadaku sangat kencang hingga aku mundur beberapa langkah. Untung saja ada dua pria yang sigap menahan tubuhku agar tidak jatuh ke lantai. “Syah, apa kau baik-baik saja?” Tanya Dawin dengan memperhatikan wajahku. “Sebaiknya kau tunggulah di atas, Syah. Biar kami yang menangani masalah ini.” Sahut Joven menatapku penuh kecemasan. Aku meng