Ponsel Ara berbunyi. Wanita itu buru-buru mengangkat telepon saat tau guru Kayli yang menghubungi. Guru Kayli mengabarkan kalau sudah saatnya Kayli pulang tapi belum ada yang menjemput. Seketika Ara melihat jam di ponsel. Sudah pukul 11 siang. Sudah sangat terlambat mengingat Kayli pulang pukul 10 pagi. Berkali-kali Ara minta maaf dan berjanji akan segera menjemput putrinya. Vanya sudah di pindahkan di ruang perawatan terbaik saat itu. Kondisinya sudah cukup stabil. Ara mendekat ke arah Vanya yang terus membalikkan tubuh, enggan memperlihatkan kelemahan pada musuh. Dengan sopan, Ara meminta izin Vanya. "Maaf nyonya saya harus menjemput anak saya. Apa nyonya butuh sesuatu sebelum saya tinggalkan?" Tanya Ara. "Pergilah." Usir Vanya. "Saya akan meminta seorang perawat untuk membantu nyony