"Ehem." Jade sengaja mengeluarkan suara keras agar Ara dan Randy sadar akan keberadaannya. Ara mengerutkan kening, bingung akan kehadiran Jade yang tiba-tiba. Pun Randy menoleh dan melepaskan pelukan di tubuh Ara. "Kenapa pak Jade disini?" Tanya Ara. "Apa aku tidak boleh datang?" Jade balas bertanya. "Bukan seperti itu. Aku hanya bingung." Jawab Ara. "Cih kau kebingungan karena ketahuan sedang memeluk seseorang." Sindir Jade. "Sepertinya pak Jade sedang tidak sibuk. Kita sering bertemu akhir-akhir ini." Sapa Randy. "Kau sendiri kenapa ada di sini? Bukankah banyak yang harus dipersiapkan untuk acara 2 minggu mendatang?" Randy tertawa pelan. "Saya datang karena merindukan Ara. Selain itu kami punya urusan soal pekerjaan." "Rindu?" Kening Jade berkerut. "Iya rindu. Saya merindukan