"Apa salahku padamu An?" Elis benar-benar terlihat frustasi.
"Apa selama ini kamu tidak sadar, apa kesalahanmu padaku El. Kamu sudah menghancurkan semuanya El, semua mimpi kita, sekarang dengan wajah tidak berdosa kamu bilang salah apa?" Andreas mencekal kasar lengan Elis, dia benar-benar emosi dengan Elisa.
"Aku benar benar tidak mengerti dengan semua ini, gimana jika suatu hari aku mengandung anakmu? bagaimana dia bisa tumbuh di dalam hubungan rumit ini." Elis berusaha memohon kepada Andreas.
"Anak? kamu pikir aku menginginkan anak darimu?hanya Diana wanita baik-baik yang akan memberiku seorang anak, ingat itu Elis." Sakit rasanya, mendengar sendiri Andreas mengucapkan kata-kata seperti itu.
"Keterlaluan kamu An. Dimana hati nuranimu, ceraikan aku sekarang juga."
"Sudah ku bilang beberapa kali, aku tidak akan pernah menceraikan kamu, inget itu!" Andreas pergi begitu saja meninggalkan Elis dengan beribu perasaan berkecamuk di dadanya.
"Andreas Herlambang! buka pintunya! biarkan aku keluar dari sini, buka pintunya!" Elis menggedor-gedor pintu ruangan yang telah di kunci oleh Andreas dari luar.
Andreas mengusap wajahnya kasar mengingat ucapan Elis tadi, kata-kata Elis benar, gimana kalau seorang anak hadir dalam hubungan rumit mereka? kenapa air mata Elis. selalu membuatnya lemah, kenapa dia harus jatuh cinta pada wanita yang salah, wanita yang sudah membuat adik kesayangannya mengalami koma selama empat Tahun.
"Aku membencimu El, sangat membencimu ..."
***
Pukul sebelas malam, Andreas kembali lagi ke kamar nya, setelah dia menyelesaikan beberapa pekerjaan nya, di lihat nya Elis sudah terlelap, sepertinya dia tertidur setelah berhenti menangis, wajah cantik Elis serta indahnya tubuh Elis, membangkitkan nalurinya sebagai laki-laki, pria itu mulai melumat lembut bibir istrinya. Elis membuka matanya karena merasa ada yang menggangu tidurnya.
"An ... lepasin aku." Elis berusaha melepaskan kungkungan Andreas yang sudah berada di atas tubuhnya, dengan kedua tangannya di jadikan penopang tubuhnya.
"Biarkan aku melakukannya malam ini." Dengan sekuat tenaga Elis mendorong tubuh kekar Andreas, tubuh kekar itu terhempas di samping tubuh Elis.
"Kamu pikir, aku pemuas nafsu kamu. Aku juga punya harga diri, kamu jebak aku dalam permainan kotormu. Kamu renggut sesuatu yang aku jaga selama ini, di mana letak hati nurani mu An. Kenapa tidak kamu habisin aku sekalian, An. Bunuh aku jika aku pernah berbuat salah padamu!" Elis menangis pilu, hatinya benar-benar hancur. Bagaimana mungkin, Andreas yang selama ini dia cintai dan selalu menjaganya, malah menghancurkan hidupnya sedemikian rupa.
Andreas meninggalkan Elis yang sedang menangis, Pria itu berjalan menuju ruang kerjanya.
"Sialan! kenapa air matanya selalu membuatku lemah, aku membencimu El! kenapa harus kamu yang Rico cintai, kenapa?" Lihatlah sisi lain dari pria itu, dia tidak sekuat yang selama ini orang lihat, apa dia tega menodai Elis? tidak! apa kalian pikir dia kuat melihat air mata Elis? tidak! sekuat apapun Andreas berusaha membenci Elis, rasa benci itu tidak akan mampu mengalahkan seberapa besar cintanya pada Elis.
"Salahkah? jika aku menuntut hak ku atas dirimu El ..." Jika hari ini Elis hancur, Andreas lebih hancur.
***
Elis berjalan ke arah pintu kamar itu, perlahan dia membuka pintu kamar yang ia tempati, ternyata Andreas tidak mengunci pintu kamar itu, dengan hati -hati Elis menuruni satu persatu anak tangga, dia berharap bisa meninggalkan rumah Andreas hari ini juga, rumah besar itu nampak sepi, sepertinya para pelayan dan penjaga rumah sudah tertidur. Tapi Andreas entah di mana, dia benar-benar sudah tidak peduli dengan laki-aki yang katanya adalah suaminya,
Andreas yang sekarang ia kenal bukan Andreasnya dulu.
***
Di ruang kerjanya Andreas mengawasi semua gerak-gerik Elis melalui sebuah monitor yang ia hubungkan dengan semua kamera CCTV dirumahnya, Andreas tau kalau Elis berusaha pergi dari rumahnya, itulah sebabnya dia menyuruh semua asisten rumah tangga dan anak buahnya pergi meninggalkan rumah itu.
"Pergilah El, nikmati kebebasanmu untuk sesaat, masih banyak kejutan-kejutan yang menantimu Istri rahasiaku." Andreas benar-benar ingin membenci Elis sepenuhnya, dia ingin memberi hukuman kepada gadis itu agar setimpal dengan penderitaan yang Rico alami selama empat tahun.
***
Elis berhasil keluar dari rumah mewah Andreas, ternyata begitu mudah keluar dari rumah sialan itu, mengingat ketatnya penjagaan di rumah itu, Elis menunggu taxi di depan rumah, nasib baik sebuah taxi datang dan berhenti tepat didepan Elis, tanpa berpikir panjang Elis langsung naik ke dalam taxi, dan memberitahukan kepada sang driver, kemana dia harus mengantarkannya.
***
Di dalam rumahnya, Ana dan Ahmed berjalan mondar mandir, mencari di mana keberadaan putri mereka, Elis pergi begitu saja tanpa memberitahukan kepada siapapun kemana dia pergi.