Lucy berlari menyusuri lorong sekolah dan berbelok kemudian berlari lagi sampai dia menaiki tangga dan sampai di sebuah ruangan.
Nafasnya ngos ngosan tapi Lucy tetap berusaha tenang. Jika bukan karena dia telat bangun pasti tidak akan terlambat masuk kelas.
"Hei kenapa kamu terlambat? Gak biasanya" Tanya Felix menepuk bahu Lucy dari belakang.
"Aku kemarin baru pulang dan sampai pas malam jadi capek banget. Pas pagi eh malah bangun kesiangan"
Felix tertawa, Lucy menaikkan alisnya "Apa yang lucu sih kok kamu ketawa" tanya Lucy.
Cowok itu menggeleng
"Kamu habis lari larian ya?" tanya dia balik. Lucy mengangguk dan Felix kembali ketawa membuat Lucy bingung.
"Apa sih yang lucu?"
"Enggak" Jawab Felix kemudian dia masuk ke dalam kelas sambil minum air mineral yang baru saja dia beli.
"Fel kok kamu santai santai emang gak belajar?" Lucy meletakkan tas di atas meja kemudian menyusul Felix yang udah duduk duluan.
"Kemana anak anak kok sepi?" ucap Lucy lagi.
"Hhh.. Hari ini jam kosong. Guru pada belum hadir. Eh maksudku mereka lagi rapat jadi anak anak pada ke kantin semua" Jawab Felix dengan santai nya.
"Oh pantesan kamu ngetawain aku dari tadi jadi karena memang jam kosong?"
Felix mengangguk "Iya. Makannya tadi ketawa soalnya wajahmu itu udah kayak udang di goreng padahal gak jadi masuk pelajaran"
"Kamu kok gak telfon aku sih"
"Udah gue telfon tapi hape lo lagi gak aktif"
"Masa?" Lucy segera mengambil hp nya dan menepuk dahi jika ternyata di lupa mengisi daya nya.
Felix melirik hp Lucy "Tuh kan mati"
Lucy tertawa canggung "haha iya"
---
Deruan motor Felix terdengar memasuki pelataran rumah Lucy. Gadis berambut lurus itu turun dan melepas helm sebelum dia berikan ke Felix.
"Lo bawa buku nya kan?" Tanya Lucy sembari memperbaiki rambutnya.
"Gak bawa sih. Oh ya kamu nanti malam ada acara gak?"
"Gak ada. Mau main keluar?" tanya Lucy.
Felix mengangguk
"Iya. kebetulan ada festival malam di lapangan dari pada sendiri kesana mending ajak kamu kan seru"
Lucy terlihat berpikir "Oke deh. Jam berapa mau jemput biar aku siap siap"
"Jam tujuh deh paling lambat. Kalo gitu aku duluan ya, belajar besok lagi soalnya lupa bawa buku nya" Ucap Felix sambil tersenyum.
"Siap deh. Hati hati ya" Lucy melambaikan tangan tak lama Felix pergi bersama motor nya.
Lucy meraih tas punggung nya dan mengeluarkan kunci cadangan sebelum dia masuk ke dalam rumah tante Farah datang menyapa.
"Lucy baru pulang ya?"
Cewek berambut panjang itu menoleh.
"Tante Farah. Sini tante masuk ke rumah" Ajak Lucy.
"Gak usah Lucy. Tante cuman mau bilang kamu baik baik sajakan habis pulang dari rumah nenek Gama kemarin? Tante cemas pas Gama bilang kamu gak enak badan"
Lucy tersenyum menghampiri mama Gama dan memeluk pinggang Farah seperti memeluk mamanya sendiri.
"Makasih tante udah khawatir sama Lucy. Tapi lucy baik kok tante buktinya Lucy udah bisa ke sekolah" ucapnya sambil mendongak.
Farah mengusap wajah Lucy "Mama kamu belum pulang?" tanya Farah. Lucy mengangguk.
"Yuk kerumah. Tante tadi bikin sup loh"
"Beneran tante. Ayo deh Lucy mau"
Farah terkekeh pelan dan menggandeng tangan Lucy seperti anak sendiri. Saat Lucy tiba di rumah Gama tidak terlihat cowok itu di manapun.
"Gama di mana tante dia gak ikut makan siang?" Tanya Lucy.
"Gama sama papanya lagi keluar katanya ada urusan. Udah makan saja yang banyak ini tante tambahin" Farah menuangkan sup lagi ke mangkuk Lucy.
"Tante udah cukup ini kebanyakan"
Farah tertawa "Gak papa. Tante malah seneng kalo kamu suka sama masakan tante"
Lucy tersenyum tipis.
"Bagi lucy tante udah kayak mama lucy sendiri. Makasih ya tante udah mau baik sama Lucy selama ini"
Farah mengambil duduk di samping Lucy dan tersenyum. Lucy ikut tersenyum sambil memakan sup buatan mama Gama.
Selesai dengan makanan mereka Lucy kembali kerumah nya. Meletakkan tas sekolah dia dan berganti pakaian kemudian menatap wajahnya di depan cermin.
Saat mendengar suara klakson mobil, Lucy segera berlari ke arah jendela melihat mobil putih Gama datang tak lama si empunya keluar dengan papa nya dan... Nadine.
Sedikit merasa kecewa. Kenapa harus perempuan itu lagi. Kedekatan keluarga Gama dan Nadine sepertinya sudah dekat. Lucy takut jika akhirnya Nadine lah pasangan Gama bukan dirinya.
Lucy menutup tirai jendela saat terlihat Gama menggandeng tangan Nadine dengan romantis. Lucy bersandar di dinding menatap sebuah lukisan mawar putih di atas tempat tidur nya. Air mata menetes di pipi Lucy dan segera dia hapus dengan punggung tangan nya kemudian mendongak menahan yang lain agar tidak menetes juga.
"Oke tidak apa apa. Cuman gandengan tangan apa salahnya" ucap Lucy pada dirinya sendiri.
Untuk saat ini Lucy ingin sekali jujur pada dirinya sendiri. Egonya yang tetap mempertahankan Gama pada hatinya tetap dia jaga rapih meskipun berulang kali Gama menyakitinya. Tidak tau sampai kapan dirinya akan tetap bertahan seperti ini.
Pukul tujuh malam Felix datang ke rumah Lucy dan berpamitan pada orang tua Lucy seperti anak baik baik. Sekarang kedua remaja itu sudah berada di festival yang Felix maksudkan. Banyak sekali kuliner dan wahana bermain di setiap mata memandang.
Felix berdiri di samping Lucy setelah memakirkan motornya.
"Yuk ke sana. Kamu mau lihat pertunjukan dulu atau kulinernya?" Tanya Felix.
"Aku mau main. Jarang jarang main di festival malam kaya gini" jawab Lucy. Felix memperbaiki tatanan rambutnya.
"Kalo gitu ke sana aja yuk. Sepertinya ada mainan yang ada hadiahnya" Felix berjalan lebih dulu di ikuti Lucy di belakangnya.
Kedua bola mata Lucy membola saat melihat boneka unicorn pink tergantung dengan cantiknya. Tangannya menarik Felix menuju salah satu stand.
"Fel. Aku mau itu" Seru Lucy menunjuk boneka unicorn. Felix hampir terjengkang dengan tarikan Lucy yang tiba tiba.
"Masih sore loh masa mau bawa boneka segede itu" ucap Felix.
"Gak mau tau pokoknya kamu harus menangin boneka itu. Ya Fel, please" mohon Lucy dengan mata besarnya. Felix menghela nafas rendah sambil mengacak rambut Lucy dengan gemas.
"Iya. Aku beli koin dulu" ucap Felix.
Lucy melompat girang dan menunggu felix kembali untuk bermain. Lucy berdiri dengan anteng menunggu Felix memenangkan game yang tidak lucy tau namanya yang dia tau cukup Felix harus menang.
Beberapa saat kemudian.
Lucy memeluk boneka unicorn yang Felix dapat dengan bahagia. Felix ikut senang meskipun uang dua ratus ribunya harus melayang demi membeli koin di permainan tadi. Tapi tidak sebanding saat melihat Lucy begitu senang.
"Mas boneka nya kita titipin dulu di sini ya nanti balik lagi kita ambil" Ucap Felix pada pemilik stand boneka unicorn tadi. karena tidak mungkin mereka membawa boneka besar di tengah festival yang begitu rame ini, pasti akan sangat merepotkan.
"Fel mau makan itu" Lucy menunjuk stand makanan. Felix belum menjawab iya saat Lucy kembali menariknya.
Cowok itu hanya tersenyum kemanapun Lucy akan membawanya. Selagi cewek itu bisa tersenyum ceria maka Felix akan mendapatkan kebahagian nya sendiri.
"Gama kok diam sih ayo jalan pertunjukan masih ada di depan loh" Ucap Nadine sambil menggandeng tangan Gama. Sedangkan sepasang mata cowok itu melihat ke arah lain.
Melihat dua remaja yang saling tersenyum bahagia.
_______
To be continue