"Felix!" panggil Lucy.
Cowok yang tengah duduk di sebuah bangku taman itu tetap diam padahal Lucy sudah memanggil namanya sebanyak 5 kali.
Kedua mata Felix terbuka tapi kosong, lucy dapat melihat beban dari raut wajah sahabatnya ini.
Iseng. Lucy menyuapi Felix cilok yang ternyata di makan oleh cowok itu.
"Kalo ada masalah jangan di pendam sendiri fel. Kamu punya aku, meski aku gak bisa berbuat sesuatu setidaknya aku bisa jadi tempat curhatmu gak papa kok"
Perlahan kepala Felix bergerak memutar menatap Lucy yang tersenyum manis sambil mengangkat plastik cilok yang udah kosong.
"Liat kamu bahkan udah habisin punyaku"
Sebelah alis Felix terangkat, sejak kapan dia memakan cilok punya Lucy? Tapi menyadari dirinya tengah mengunyah sesuatu Felix benar benar sadar jika dirinya telah melamun.
Cowok itu menghembuskan nafas dari bibirnya setelah menelan makanan yang dia kunyah.
"Maaf kali ini gak bisa cerita"
Tangan mungil Lucy menepuk pundak Felix.
"Aku tau kok. Tapi kalo kamu butuh sandaran aku disini berdiri di sampingmu sebagai sahabat yang baik" dengan sok kuatnya lucy memberi semangat cowok di sampingnya itu sampai Felix tersenyum tipis.
Kepalanya bersandar di pundak Lucy "kamu pernah nonton drama korea yang di jodoh jodohkan itu gak?" tanya Felix.
Lucy menerawang ke depan "Pernah tapi gak sampai ending" jawabnya. Detik berikutnya Lucy langsung sadar akan sesuatu dan melihat kepala cowok yang tengah bersandar di pundaknya itu.
"Jangan jangan kamu kayak gini karena di jodohin ya?" tebak Lucy telak yang membuat Felix langsung duduk tegak.
"Iya kan. Dugaan ku benarkan?" tuding Lucy.
Felix menghela nafas membuat Lucy yakin jika dugaannya memang benar jika sahabatnya ini tengah di jodohkan.
"Tau ah males balas jodoh jodohan" cowok itu memalingkan wajahnya.
"Lah? Bukannya kamu duluan yang mulai?"
"Iya tapi gak usah di tekankan kayak gitu juga napa?" sengap Felix kesal. Lucy terkekeh pelan.
"Anaknya cantik gak? Ada fotonya gak di hp kamu biar aku liat" ucap Lucy.
Felix menggeleng "Tapi aku tau akun ig nya. Siniin hp mu biar aku cari"
Lucy memberikan hp nya yang langsung di utak atik Felix tak lama cowok itu memberikan hp lucy lagi.
"Widih cantik bener ini foto foto. Aduh bahenol, sadiss sexy nya.. Masa kamu gak suka sama body goal kaya gini fel?" celetuk Lucy. Felix mencureng memalingkan wajah.
Lucy menggeser layar hp nya semakin turun melihat foto dan video gadis yang katanya akan di jodohkan pada Felix.
"Cantik loh fel. Terima aja" ucap Lucy mengompori. Cowok itu menatap lucy kesal.
"Sebenarnya temanmu itu dia atau aku sih kok rasanya kamu lebih ngebelain dia ketimbang aku"
Gadis berponi itu tersenyum kikuk
"Yah mau gimana soalnya anaknya ituloh cantiknya pake banget. Oh ya kamu udah kenal dia belum?"
Felix menghembuskan nafas panjang
"Itu dia masalahnya. Dia itu teman masa kecilku anak dari teman papaku tapi anaknya ituloh bikin ngeri" Felix bergidik.
"Ngeri? Emang nyeremin wajahnya?" sahut Lucy.
Felix menggeleng "nyeremin sih iya kalo wajahnya enggak. Soalnya tuh anak kayak uler geraknya cepet banget pas kecil aja aku capek sembunyi dari dia lah apa kabarnya sekarang kalo aku terima perjodohan itu. Bisa mati kaku aku nya"
Lucy menyimpan kembali hp nya ke tas sambil tertawa pelan.
"Terus kamu bilang apa pas mau di jodohin kayak gitu?" Lucy kembali serius. Felix mengedikkan bahu tanda dia juga tidak tau.
"Pernah coba dekat sama dia?" tanya Lucy yang dapat gelengan dari cowok di sampingnya itu.
Kemudian mereka berdua secara kompak tertawa menyadari apa yang sedang mereka bahas.
"Ha ha ha. Kita kalo di pikir pikir hubungan percintaannya gak ada yang jelas. Lah sekarang malah nambah lagi ini jodoh jodohan" Felix mengusap air mata di ujung matanya.
Lucy mengangguk mengingat bagaimana gencarnya dia mengejar Gama sedang hubungan Felix malah sebaliknya. Dan lucy sangat tau bagaimana berada di posisinya saat ini.
Hening untuk berapa saat setelah gelak tawa keduanya.
"Lucy!" Panggil Felix dengan lirih.
Gadis itu menoleh dan mereka saling melemparkan tatapan.
"Kamu sendiri sama Gama gimana kabarnya?"
Lucy tersenyum tipis "Ya kayak biasa. Aku ngejar ngejar dia tapi belum ada kepastian sampai sekarang"
Kembali hening untuk beberapa saat. Sibuk dengan pikiran masing masing.
"Berada di posisi seperti ini selama hampir sembilan tahun itu gak enak fel. Apa lagi pas liat gama bareng sama cewek lain tiap tahunnya tuh bikin sakit di sini" Lucy menunjuk dadanya dengan ujung jari.
Felix memejamkan matanya. Hampir sama dengan Lucy, perempuan yang di jodohkan dengan felix juga selalu mengejar ngejar nya. Jadi apa mungkin Gama merasakan apa yang kini tengah dia rasakan jika di kejar dan mengejar itu gak enak.
"Lucy pacaran yuk" ucap Felix tiba tiba tanpa menatap Lucy.
Cewek itu menatap Felix aneh.
Felix membuang nafas sambil memanfaatkan kursi taman itu menahan beban tubuhnya yang bersandar.
"Kalo di pikir pikir jika aku di posisi kamu memang pasti gak enak. Tapi pernah gak kamu nyoba merasakan posisi jadi gama itu kayak gimana. Kamu ngejar Gama terus selama itu tapi ujungnya dia juga belum tentu bakalan suka sama kamu. Sama kayak aku, cewek yang ngejar ngejar aku hampir mirip sama kamu tapi aku malah risih di kejar kayak punya utang banyak sama dia. Mungkin Gama punya perasaan kaya gitu sama kamu"
Lucy terdiam dirinya sama sekali tidak pernah memikirkan hal itu. Jadi apa mungkin selama ini Gama merasa risih dirinya mengekori cowok itu pergi?
"Tapi Gama gak pernah lari atau sembunyi dari aku. Dia... Dia..." Lucy tak melanjutkan kalimatnya.
"Di ibaratkan posisi sekarang kita itu kayak gini. Misal kamu di kejar kejar sama orang yang gak kamu suka perasaanmu gimana?" tanya Felix entah kenapa dirinya malah mengatakan hal seperti ini yang mungkin dapat melukai hati Lucy.
"Aku gak pernah mikir kayak gitu Fel. Yang aku pikir bagaimana caranya Gama bisa liat aku ini cinta banget sama dia" Lucy menunduk.
Felix tersenyum tipis.
"Jikalaupun Gama bakal suka sama kamu berarti itu rejekimu. Aku gak niat buat kamu bisa lupain Gama. Kamu itu cewek baik dari kebanyakan cewek yang aku kenal itu sebabnya aku nyaman sahabatan sama kamu. Kamu beda, biasanya orang deketin aku cuman karena aku punya banyak uang tapi kamu--" Felix menjeda beberapa detik.
"Intinya kamu ya kamu. Apapun keputusan mu aku terima. Kamu tetap ngejar Gama aku dukung seratus persen"
Lucy menatap Felix hampir tidak berkedip. Baru kali ini Felix bicara panjang kali lebar yang mampu membuka pikiran Lucy tentang Gama.
"Fel kamu beneran suka sama aku atau cuman buat pelarian?"
Seketika Felix sadar apa yang tengah dia lakukan ini salah, dirinya terbawa emosi karena perjodohan nya. kepalanya menunduk hampir setara dengan lutut.
"Maaf" Satu kata yang membuat cerita mereka berakhir sampai di sana hari ini.
_________
To be continue