Chapter 18

913 Kata
Bola mata manik biru itu tak bisa bergerak lantaran kecantikan Putri Ethelyn, Raja Rederick menelan air liur dengan saliva yang naik turun. Putri Ethelyn tidur di pangkuan pundak Raja hingga tertidur pulas. Raja pun merasakan tubuhnya kaku dengan menatap pemandangan Wilayah Eloise. Kereta kuda melaju dengan kecepatan tinggi, suara kuda memekik dengan jalanan dari Pegunungan Elvèim menuju Miriel, Wilayah Miriel terkenal akan pakaian serta aksesoris pernak-pernik mutiara hingga kerang yang bisa dibawa pulang. Mungkin ini adalah salah satu hadiah buat Putri Ethelyn, yaitu membelikan kado berupa jepit rambut atau bros untuk dipakai ketika Putri Ethelyn ke sekolah Kerajaan nanti. Satu jam pun berlalu, kereta kuda berhenti di sebuah rumah penginapan, banyak sekali pedagang yang berada di Miriel. "Putriku, apa kau tidak ingin berbelanja sehingga kau tertidur? Kita sudah tiba di Miriel, kau bisa memilih sesuka hatimu. Jangan lupa memakai jubah ini. Kau dan aku akan memakai jubah," ucap Raja Rederick saat ini. Putri Ethelyn menyipitkan mata dengan terbangun dari tidurnya. Dirinya menarik tubuhnya secara pelan dengan kembali merengek manja. Bola-bola bersemi di pipi Raja Rederick terlihat. Melihat putrinya Putri Ethelyn berada di hadapannya. "Aku akan turun dari kereta kuda dan menunggumu diluar, mulai besok aku akan memanggil desaigner Istana yang terbaik di Eloise," ucapnya dengan memalingkan wajah. Putri Ethelyn memakai jubah dengan menutupi wajah, dirinya pun menutupi setengah wajahnya dengan kain. Raja menyuruhnya untuk tertutup ketika ia ke Wilayah Eloise. "Kalian mendengar keributan pesta dansa? Katanya Putri Madelia terluka ketika berada di pesta dansa." "Ya ampun benarkah? Padahal Keluarga Earl Agresia itu hidupnya sungguh membuat para rakyat iri." "Benar, kejadiannya sangat cepat. Hingga Raja Jorsh marah dan membubarkan pesta. Kasihan sekali Putera Mahkota, ia sedang merayakan hari ulang tahun kenapa bisa menjadi kecelakaan seperti itu." "Kau jangan berkata sembarangan. Ini adalah urusan Kerajaan, jangan termakan omongan." "Eloise kita sudah tentram dan tidak akan terjadi hal apapun." Pembicaraan rakyat hadir di tengah-tengah kehadiran Putri Ethelyn dan juga Raja Rederick. Mereka memakai jubah sehingga para pedagang tidak mengetahui bahwa ini adalah Raja dan Putri Eloise. Pendengaran Raja tidak salah, mereka membicarakan pesta dansa Agresia. "Maaf kakek, jika saya bisa bertanya. Ada apa di Miriel sehingga banyak pedagang resah seperti ini?" "Tidak apa-apa anak muda, hanya kejadian pesta dansa oleh Keluarga Brillent. Pasangan anda sangat cantik. Hati-hatilah karena akan banyak yang mengincar pasangan anda." "Terimakasih kakek, kami pamit," ucap Raja Rederick dengan suara yang berbeda. Suaranya jauh lebih besar dan dewasa karena menyamar. Melihat keadaan ini, Raja memutuskan untuk membawa Putri Ethelyn kembali ke Istana. Namun ada sebuah kecelakaan, kereta kuda yang mereka tunggangi mendadak rusak di bagian roda sehingga kereta kuda tidak dapat berjalan dengan seimbang, ditambah kuda-kuda mendadak muntah karena mereka melakukan perjalanan dari Pegunungan Elvèim dengan cuaca dingin selama seharian penuh. "Yang Mulia bagaimana ini? Mau tidak mau kita menginap semalam disini, penginapan di Miriel hanya ada satu," ucap salah satu pengawal penjaga. "Tidak apa-apa, rombongan harus beristirahat. Yang penting Tuan Putri Ethelyn baik-baik saja, selama semalaman ini ia akan tidur satu kamar denganku. Aku akan selalu menemaninya dan aku bisa beristirahat di sofa, aku tidak mempercayainya jika ia tidur di ruangan yang berbeda." "Baik Yang Mulia Raja, maafkan kami. Selama seharian ini kami akan membenarkan kereta kudanya." Raja Rederick dan Putri Ethelyn pun datang ke Penginapan di Miriel, benar yang di ucapkan para pengawal penjaga. "Mau memesan berapa kamar?" Tanya seorang pria dengan tubuh yang kekar dan juga wajah terdapat luka bekas sayatan luka. "Ruangan yang paling besar," jawab Raja Rederick dengan suara berat. "Baiklah, kau akan bermalam dengan istrimu, maka aku akan memberikan kamar yang paling indah. Ini kuncinya," ucap salah satu petugas penginapan tersebut. "Akan saya antar," ucap kembali salah satu petugas penginapan dengan membawa Raja Rederick dan juga Putri Ethelyn. Putri Ethelyn terlihat getir dengan penuh ketakutan. Tangannya menggenggam tangan Raja dengan kencang. Mereka berjalan melewati tangga yang sudah tua dengan lantai kayu yang khas dari kayu mahoni. "Ini tuan, kamar anda sudah siap." "Terima kasih." Kunci yang Raja Rederick bawa pun membuka ruangan besar tersebut dengan menarik Putri Ethelyn masuk ke kamar. Penyamaran mereka rupanya sempurna, sehingga membuat petugas tidak mencurigai mereka bahwa mereka adalah Bangsawan Eloise. Raja menutup pintu ruangan kamar saat ini dan menguncinya. Ruangan besar dengan ranjang untuk pasangan suami istri. "Ayah, aku ketakutan. Banyak sekali pria menyeramkan disana. Apa ayah tidak takut melihatnya?" Teriak Putri Ethelyn dengan nada ketakutan. Suara manjanya membuat Raja tertawa hingga terjatuh diatas ranjang berukuran besar. Kasur ranjang yang besar untuk di isi dua orang. "Pergilah mandi, kau belum mandi. Ayah akan menunggumu disini." "Ayah, ayah jangan pergi tinggalkan aku. Cukup disini. Aku mohon ayah disini saja." "Iya, ayah akan disini. Pergilah mandi." Tiga puluh menit kemudian, Raja tertidur di atas ranjang terbuat dari kapas-kapas dengan lembut. Membuat tidurnya nyenyak, perlahan hingga pelan pandangan matanya melihat sosok Peri Andeleusia. Rambutnya panjang dengan gaun tipis hanya terlihat lekukan tubuh indah disana. "Yang Mulia Raja, kau membawa istrimu rupanya." Pikiran Raja mulai tersadar ketika mengucapkan kata istri. Tidak! Ini bukan istri, melainkan ... hingga hitungan ke tiga Raja membuka kedua matanya. Ada wajah malu-malu dari Putri Ethelyn saat ini. "A-ayah, gaunnya seperti ini. Apa tidak apa-apa jika aku berada di ruangan yang sama dengan ayah?" Tanya Putri Ethelyn dengan wajah yang terlihat malu-malu. Wajah Raja Rederick pun menohok dengan ternganga. Lalu dirinya kembali dengan wajah berpaling. "Tidak apa-apa, tidurlah. Ayah akan istirahat di sofa. Besok kita akan pulang ke Kerajaan Eloise," ucapnya dengan nada pelan serta wajah yang tertunduk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN